googleb2757ebb443295f5 Kebenaran Kristiani: PENYELENGGARAAN PELAYANAN YANG BENAR

Selasa, 02 Mei 2017

PENYELENGGARAAN PELAYANAN YANG BENAR

Penyelenggaraan Pelayanan Yang Benar (MP3)

Hal utama yang harus kita terima dan yakini segenap hati yaitu Tuhan adalah pribadi yang memiliki pikiran, perasaan dan kehendak. Kita harus memahami bahwa Allah memiliki kehendak yang harus dilakukan setiap saat dan dalam segala hal. Selain itu, Allah juga memiliki rencana. Rencana itu bisa meliputi dua area. Pertama rencana Allah secara umum, yaitu rencana Allah sejak semula membangun Kerajaan dan keluarga Allah. Setiap anak Allah harus terlibat di dalam rencana besar Allah ini. Kedua, rencana Allah secara khusus, yaitu rencana atas setiap individu anak Allah yang sangat spesifik. Dalam hal ini setiap orang percaya menanggung rencana Allah yang khusus dan istimewa bagi dirinya sendiri. Masing-masing orang memiliki rencana khusus yang tidak sama dengan orang lain. Tidak ada orang yang memiliki rencana yang sama dari Allah.

Terkait dengan kehidupan orang percaya sebagai anak-anak Bapa yang dipanggil untuk menghadirkan Kerajaan Allah dan mewujudkan kehendak-Nya dalam hidup ini, Tuhan sangat reaktif dan responsif terhadap segala sesuatu yang kita lakukan. Segala sesuatu yang kita lakukan artinya semua yang kita pikirkan, ucapkan dan lakukan. Reaksi dan respon Tuhan terhadap kehidupan umat pilihan berbeda dengan kehidupan mereka yang bukan umat pilihan. Hal ini disebabkan oleh dua faktor: Pertama, karena kita anak-anak Allah, kedua karena kita harus menghadirkan Kerajaan Allah dan mewujudkan kehendak-Nya. Di dalam kehendak-Nya, juga terdapat rencana-rencana Allah yang harus dilakukan, dalam hal ini kehidupan orang percaya. Hal ini tidaklah diatur oleh hukum-hukum yang tertulis seperti agama pada umumnya. Tetapi diatur oleh kehendak Allah melalui
Roh-Nya.

Memperlakukan Allah sebagai Pribadi yang hidup dan berperasaan sekilas kelihatannya sederhana, tetapi sebenarnya sangat kompleks, sebab orang percaya tidak boleh memiliki area atau wilayah sendiri. Semua wilayah adalah wilayah di mana umat pilihan Allah berurusan dengan Allah. Roma 8:28 mengindikasikan hal ini dengan sangat jelas, bahwa Allah berurusan dengan orang percaya secara pribadi dalam segala hal.

Kenyataan yang tidak bisa dibantah adalah bahwa Tuhan tidak kelihatan, sering seperti tidak ada, seakan-akan Ia ada di tempat yang tidak dapat disentuh dan dijangkau. Mengapa banyak orang tidak menangkap reaksi dan respon Tuhan atas segala sesuatu yang kita lakukan? Karena tidak memiliki kepekaan menangkapnya. Hal ini disebabkan ketertarikan seseorang dengan sesuatu atau seseorang lebih besar dari ketertarikan terhadap Tuhan dan Kerajaan-Nya. Untuk bisa menangkap kehadiran Allah secara maksimal seseorang harus hanya memiliki satu dunia. Dunia itu adalah Tuhan saja atau tidak usah sama sekali. Tuhan absolut, kita tidak dapat mengabdi kepada dua tuan.

Sesungguhnya, mengakui bahwa Tuhan itu ada dan hidup serta memperlakukan Dia sebagai Pribadi yang hidup, yang berperasaan, reaktif dan responsif bukan sesuatu yang mudah. Pada kenyataannya banyak orang yang tidak memperlakukan Dia secara benar. Banyak orang menggerakkan hidupnya, dari apa yang dipikirkan, diucapkan dan dilakukan seakan-akan Tuhan tidak ada. Hal ini disebabkan seseorang tidak mengerti maksud mendahulukan Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya.

Banyak orang-orang Kristen yang aktif bergereja, aktivis bahkan pendeta, menganggap Tuhan hanya sekadar wacana percakapan, tetapi tidak menjadi Pribadi yang hidup dan yang mencengkeram hidupnya. Tanpa disadari Tuhan sering dianggap seperti sebuah sistim yang hanya dipercakapkan, tetapi tidak dihadapi dan diperlakukan secara riil. Kalau orang beragama, sistim yang dimaksud adalah hukum-hukum-Nya. Bagi mereka yang penting sudah melakukan hukum-hukum Tuhan. Di luar melakukan hukum-hukum-Nya, maka mereka tidak berurusan dengan Tuhan lagi. Berbeda dengan orang percaya yang harus berurusan dengan Tuhan dalam segala hal. Jika tidak demikian, berarti memperlakukan Tuhan secara tidak pantas. Ini juga berarti, tidak memperlakukan Tuhan sebagai Pribadi yang hidup karena tidak membiasakan diri setiap hari. Sebagai akibatnya mereka tidak mampu memperlakukan Tuhan secara benar. Jika hal ini terjadi berlarut-larut, maka seseorang tidak akan pernah bisa memperlakukan Tuhan secara benar. Orang seperti ini hanya bisa melayani diri sendiri, artinya mencari kepuasan bagi diri sendiri. Ia tidak berusaha untuk dengan sungguh-sungguh menyenangkan perasaan Tuhan.


Sumber Truth

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan menuliskan komentar Anda. Kami akan segera menanggapinya. Terimakasih, Tuhan memberkati.