googleb2757ebb443295f5 Kebenaran Kristiani: Maret 2012

Jumat, 30 Maret 2012

Agama O: Agama Baru yang Didirikan Oprah Winfrey

Siapa yang tak kenal Oprah Winfrey. Pembawa acara Oprah Show itu memang terkenal dengan kecakapannya dalam memotivasi publik dengan acara-acaranya yang selalu menginspirasi. Pada 6 April 2010, Oprah mendirikan agama baru yang disebutnya Agama O. Dideklarasikan di Chicago, Amerika Serikat, Oprah memosisikan dirinya sebagai pendiri sekaligus pemimpin agama O.

Gayle King --editor O, The Oprah Magazine, yang menjadi Uskup Agung sekaligus pembicara agama ini, menyatakan inilah agama baru yang sangat diharapkan orang, sejak Scientology.

Menurut Gayle dalam seremoni pembukaan agama tersebut, agama ajakan Oprah ini begitu menggoda banyak orang karena menghilangkan banyak aturan dan larangan dalam agama konvensional yang sudah ada. "Sekarang, Anda dapat melakukan hal yang sama, dan tanpa ada ancaman kutukan abadi," kata Gayle, yang juga merupakan sahabat Oprah.

Gayle melanjutkan, agama Oprah memiliki semua kenyamanan yang ada pada sebuah sistem kepercayaan tradisional, tapi lebih dikombinasikan dengan semangat kehidupan Oprah, sehingga siapa pun akan merasa nyaman ketika mereka berpindah ke tradisi baru O. Misalnya saja, tradisi Katolik seperti pengakuan dosa telah dimasukkan ke dalam O. Namun dengan modifikasi: cukup dilakukan sekali seumur hidup.

Setelah mengucapkan kata pengantarnya, Gayle kemudian merentangkan tangannya ke langit, dan Oprah muncul dari atas, terbalut jubah putih menyilaukan dan sepasang sepatu bot kulit hitam setinggi lutut dengan tumit stiletto. Kerumunan campuran perempuan pra dan pasca-menopause histeris, menangis, seperti melihat visi surgawi.


Sejak Oprah sebagai pemimpin tertinggi dan sekaligus sebagai kepanjangan tangan Tuhan, penebusan dosa tidak perlu, dan pengampunan dijamin, tanpa harus ada campur tangan orang lain. Meskipun Oprah meresmikan sendiri pembukaan pertama Gereja Oprah Juru Selamat, yang terletak di Chicago Magnificent Mile, namun agama Oprah tidak mensyaratkan bangunan gereja.

Sebaliknya, "Berbahagialah gerejaku, masukkan kalian sekarang dan lihatlah pelayanan saya di televisi panel layar datar raksasa Sony di dalam!" Oprah berseru. Kemudian ia melanjutkan, "Lihatlah dalam diri Anda, agar Anda dapat mengatasi semua rintangan jika Anda percaya pada diri sendiri! Lihat juga di dalam kantong hadiah Anda, karena Anda semua mendapatkan sertifikat untuk sebuah televisi Sony gratis! "

Saat ini, Oprahnisme menjadi agama resmi di Kanada, Jepang dan Selandia Baru. Kentalnya pengaruh New Age, nampak dari doktrin awal yang didengungkan Oprah.

Gereja Oprah ini semakin mengibarkan sayapnya yang kokoh. Namun Gereja Katolik menolak jika Gereja Oprah sebagai sebuah agama. Pengikut Oprah ini menunjukkan perlawanan kepada agama yang menolak.

http://westerngh.com/2010/04/oprah-w...unds-religion/

http://www.wfial.org/index.cfm?fusea...wAge.article_1

Banyak nabi palsu akan muncul dan menyesatkan banyak orang. Matius 24:11. Hati-hatilah, supaya jangan ada yang menawan kamu dengan filsafatnya yang kosong dan palsu menurut ajaran turun-temurun dan roh-roh dunia, tetapi tidak menurut Kristus. Kolose 2:8.

Sumber: akhirzaman.org
Baca Selengkapnya...

Oprah Winfrey Semakin Meng'allah'kan Dirinya

Oprah Winfrey, tokoh wanita populer di Amerika Serikat yang sayangnya bagi beberapa orang, yang dengan naif dianggap sebagai salah satu tokoh berpengaruh dalam Kekristenan di Amerika ini nampaknya akan semakin menunjukkan taringnya melawan Kristen.

Sikapnya yang selama ini secara terselubung anti terhadap Kristen, akan terkuak dengan gamblang dalam program acara terbaru yang akan dibawakan kembali olehnya. Walau dalam beberapa kesempatan ia seolah menunjukkan 'iman Kristen' dengan mengutip beberapa ayat dari Alkitab dan mengucapkan terima kasih kepada Yesus Kristus, namun sayangnya semua itu hanyalah untuk tujuan fana, yakni mendewakan dirinya.

Dilansir dari ChristianPost, Minggu (11/12/2011), Oprah Winfrey yang diwawancarai Dr Mehmet Oz menyatakan akan kembali membawakan sebuah acara pada stasiun TV pribadinya, OWN dengan judul 'Oprah's Next Chapter' pada Januari 2012.

Acara lanjutan setelah 'Oprah Winfrey Show' ini akan bernuansa Gerakan Zaman Baru. Hal ini terlihat dari bocoran yang dibeberkan pada video kunjungan Oprah dalam acara tersebut menuju kota Fairfield, Iowa yang sering di sebut sebagai kota meditasi.

Menurut Oprah, hal ini merupakan keputusan tertingginya mengingat selama hingga akhir acara 'Oprah Winfrey Show', ia merupakan murid bimbingan dari Manajemen dari Universitas Maharisi yang dirikan oleh seorang guru spiritual Zaman Baru asal India, Maharishi Mahesh Yogi.

"Untuk mempersiapkan acara tersebut, saya membawa guru Meditasi Transendal ke Studo Harpo untuk mengajarkan saya dan tim bagaimana caranya bermeditasi" ujar Oprah kepada Dr Oz dalam acara 'The Dr Oz Show' pada Rabu (07/12/2011).

Kami, lanjutnya "memulai meditasi dengan tujuh orang, tujuh orang itu menjadi tujuh puluh orang, menjadi dua ratus tujuh puluh, kemudian semua orang didalam perusahaan pun ikut bermeditasi".

Selain itu ia juga menyatakan perjalanan hidup dirinya kini telah berada dalam tingkatan yang mendekati sama dengan Tuhan.

"Bagi saya pada saat tertentu dalam hidup, saya dapati semuanya yang saya alami sedang mendekati apa yang disebut sebagai Tuhan, dan kepenuhan dari pusat kerohanian" ujarnya sembari menjelaskan bahwa hal ini tidak berkaitan dengan sebuah agama, tetapi tentang pengertian semesta atas kepenuhan dan kekuatan manusia terhadap takdir.

Sebuah pernyataan berciri Zaman Baru ini menjadi bukti nyata atas musnahnya iman Oprah Winfey terhadap Kristen yang selama ini dipertanyakan oleh banyak pihak termasuk komunitas Kristen di Amerika Serikat, setelah sebelumnya sempat diisukan mendirikan gereja oprah yang ternyata adalah isapan jempol semata.

Selama ini komunitas Kristen di Amerika Serikat mengecamnya sebagai pemimpin spiritual yang mempunyai pengaruh dan pengajaran yang berbahaya kepada jutaan orang yang mengikuti program televisi dan onlinenya.

Menurut Proffesor Kathryn Lofton dari Universitas Yale dan juga menulis buku 'Oprah : The Gospel of an Icon', Oprah yang besar dari lingkungan Gereja Baptis selalu enggan jika menyebut nama Yesus, sebab dirinya lebih suka jika dianggap sebagai 'orang yang dapat dimengeri sebagai seorang Kristen' namun disisi lain ia juga menggambarkan dirinya sebagai pembaharu pola pikir tentang agama dan institusi keagamaan.

Sumber:
Kabagereja.com
akhirzaman.org
Baca Selengkapnya...

Kamis, 29 Maret 2012

Kesaksian Yehezkiel Imanuel Tentang Konflik Sampit

#1: Khusus untuk kalangan Kristiani. Bpk. Yehezkiel ini (sekitar usia 30th an) asli Madura, beristrikan seorang keturunan Dayak asli. Beliau memulai ceritanya bahwa dari lahir adalah keturunan ‘saudara sepupu’, pada usia 17 tahun memasuki sekolah ‘teologianya saudara sepupu’, sewaktu dewasa hijrah ke Sampit, Kalimantan. Di sana pekerjaannya adalah “mengganggu” orang-orang Kristen.

Setiap Hari Minggu mereka sengaja mengangkat penutup ‘pengontrol got’ supaya orang2 Kristen yang mau ke gereja yang melewati trotoar terjebak jatuh ke dalam selokan. Tidak sedikit korban yang keseleo dan luka. Hampir setiap subuh ia mengantongi batu-batu khusus melempari gereja-gereja, intinya ia sangat tidak menyenangi keberadaan mereka.

Bpk. Yehezkiel ini kemudian berkenalan dengan seorang perempuan suku Dayak, yang sama sekali tidak memakai atribut Kristiani sehingga ia tidak tahu kalau wanita ini orang Kristen. Namun setelah wanita ini mengaku jatuh hati padanya, dan ketahuan bahwa ia seorang nasrani tentulah ditolak mentah-mentah. Tapi karena sang wanita berjanji mau pindah kepercayaan dan bersedia menikah secara hukum agamanya, maka merekapun menikah. Ternyata sang istri sesudah menikah tetap berdoa dengan cara ‘lama’, bukannya belajar Kitab suci baru, melainkan terus membaca kitab sucinya sendiri.

Pertikaian sering terjadi, dan Bpk.Yehezkiel ini tidak tanggung-tanggung, bukan menampar saja, melainkan amarahnya bisa sampai memukul, menganiaya bahkan menginjak istrinya. Sudahpun demikian, sang istri hanya berkata, “dibunuhpun saya tidak apa-apa, asal jangan engkau suruh saya menyembah tuhanmu, dan jangan bakar Alkitab saya ini. Saya sudah siap membayar harga sejak saya menikah denganmu.” Istrinya tetap mendoakan dia.

Suatu kali (th 2001 – edited) terjadi kerusuhan besar di Sampit. Bpk. Yehezkiel sangatlah ketakutan. Betapa tidak, mereka ini bisa “mencium” bau targetnya dari jarak 500 meter!

Beliaupun meminta tolong istrinya bagaimana caranya melindungi dia. Istrinya berkali-kali menjawab, “Saya tidak bisa melindungimu. Yang bisa menolong kamu adalah Tuhan Yesus, IA Tuhan yang hidup, yang menolong anak-anakNya tepat pada waktunya. Tidak ada yang mustahil bagi DIA, jadi minta tolonglah padaNya.”

Tentu saja Bpk. Yehezkiel jadi marah, “Mengapa minta tolong sama Tuhanmu yang gondrong, Tuhannya orang barat!”. Tapi ketika ketakutan menghantuinya kembali dia minta tolong istrinya, “kan kamu orang Dayak, gimana lah caranya ngomong sama mereka! Kalau aku mati, gimana?” Istrinya berkata, “kalau kamu mati, ya kehendak Tuhan... Hanya Tuhan Yesus yang bisa menolong kamu, bukan saya.” Karena buntu, ia pun terpaksa memutuskan ikut ke pengungsian, tetapi istri tidak bersedia ikut, anak mereka waktu itu baru beberapa bulan usianya.

Karena truk sudah datang, istrinya membawakan beliau sebuah tas kecil, sambil berpesan, “semua yang kamu perlukan ada dalam tas itu.” Bpk.Yehezkiel tidak sempat membuka apa isinya, pokoknya dia percaya saja, lalu naik ke truk dan duduk paling pojok, penuh dengan rasa takut. Truk tersebut dikawal oleh 4 orang tentara, di dalamnya ada sekitar 20 orang. Tiba-tiba di tengah jalan mereka bertemu dengan segerombolan orang yang jumlahnya hampir seratus, berteriak agar diserahkan orang-orang yang di dalam truk.

Merasa bertanggung jawab, seorang tentara berkata, “Tidak bisa! Langkahi dulu kami!” Tentara tersebut menembak, tetapi sebuah ‘sumpit beracun’ menghujam dadanya, tentara itu tewas seketika!

Teman-temannya berlari dan meninggalkan ke 20 orang di dalamnya. Wah, mereka tentu takut setengah mati. Semua sembahyang dan komat-kamit, hanya Bpk. Yehezkiel yang ‘kelu’, ketakutan menyergap dia sehingga tidak tahu harus berbuat apa.

Tiba-tiba seorang ibu muda berdiri, sambil membopong bayinya, mungkin bermaksud meminta belas kasihan, namun hanya dalam hitungan detik, ia telah terbunuh. Suaminya reflek berdiri menangkap bayinya, namun dengan segera sebuah tombak menembusinya.

Saat itulah, Bpk. Yehezkiel ”coba-coba” (siapa tahu benar kata istrinya) berseru dalam hati, “Tuhannya istriku...Kalau benar Engkau Tuhan yang hidup dan tidak Ada yang mustahil bagiMu, maka permintaanku sangatlah mustahil : Aku ingin selamat! Dan kalau aku selamat maka seumur hidupku sampai selama-lamanya aku akan menyembah Engkau.”

Dalam sekejap, ia merasakan ada sesuatu yang membungkus tubuhnya. Segera satu persatu orang-orang dalam truk itu dibantai, Dan ia pun harus berdiri... tetapi aneh sekali, sekian banyak orang itu tidak ada yang melihatnya. Ia berjalan di antara orang-orang itu dengan penuh keheranan, lalu berlari terus menuju sungai yang di pinggir jalan.

Di belakangnya ia melihat 3 orang mengejar, ia kira mengejar dirinya, ternyata...mereka ‘membaui’ ada target yang bersembunyi dalam sungai, orang itupun mati ditombak! Tetapi tetap saja mereka tidak melihat dan ‘membaui’ Bpk.Yehezkiel yang ada di seberang sungai yang sama. Sesuatu yang “mustahil” sudah Tuhan lakukan. Apa yang ia harus lakukan sekarang?

Sesudah peristiwa itu berakhir, ia kembali ke jalan raya dan berdoa (kali ini bersuara). “Tuhannya istriku, kamp penampungan masih 8.5 km dari sini, saya tidak tahu harus bagaimana…bukankah tidak ada yang mustahil bagiMu, dan Engkau menolong anak-anakMu tepat pada waktunya?” Seketika itu, sebuah mobil tentara lewat dan berhenti di depannya! “Ayo cepat naik, kami mau ke penampungan, hari ini penyisiran terakhir orang-orang 'target' harus keluar dari Sampit!”

Terheran-heran ia melihat pekerjaan 'Tuhan istrinya'. Sampai di kamp, puluhan ribu orang di sana berkumpul. Karena sangat lapar, ia mencoba membeli makanan, ternyata uangnya yang banyak itu tidak laku! Saat itu, sebuah sepeda motor hanya ditukar dengan 1 dus supermi dan 1 karton aqua. Untuk 3 dus supermi + 3 karton aqua ditukar dengan sebuah mobil L300, harta tidak lagi berharga! Ia sangat kelaparan, dibukanya tas kecil mengingat pesan istrinya, “apa saja yang kamu butuhkan ada di situ” – ternyata...isinya “hanya” sebuah Alkitab!

Maka sekali lagi ia berdoa, “Tuhan istriku... Engkau sudah menyelamatkan aku sejauh ini, pastilah tidak membiarkan aku mati kelaparan. “Mustahil” rasanya mendapatkan makanan di tengah situasi begini, tetapi bukankah tidak ada perkara yang mustahil bagiMu?”

Lalu ia beranjak keluar, berjalan saja mengitari pinggiran camp, ternyata seorang teman melihat dia dan memanggil namanya lalu membagikannya makanan, GRATIS!

Bukan hanya cukup untuk dirinya, ia juga bahkan bisa membagikan pada beberapa orang lain. Luar biasa!

Sesudah itu tiba2 terdengar suara speaker, diumumkan ada truk2 yang siap mengangkut 3.000 orang ke Surabaya subuh nanti (12 jam dari waktu itu), jadi yang mau ikut diharapkan naik ke truk. Maka mengerikan sekali, orang-orang berhamburan berebutan naik ke atas truk, bahkan bergelantungan di badan truk, yang penting bisa ikut terangkut ke pelabuhan.

Ketakutan membuat orang-orang ini kehilangan akal, betapa tidak...di dalam kamp pun kadang-kadang ada yang bisa tertombak mati. Tidak sedikit yang mati terinjak-injak saat itu!

Bpk. Yehezkiel ‘bengong’ melihat truk-truk yang ‘diselimuti’ manusia, dan ia berdoa, “Tuhannya istriku...aku ingin ke Surabaya, tapi tidak bisa dan tidak mau naik truk yang seperti itu… ”

Tiba-tiba ketika ia sedang berdiri di pinggir kamp, sebuah truk lewat, isinya hanya beberapa orang. Truk itu ternyata milik ipar pamannya, dan iapun naik ke truk itu. Sampai di pelabuhan, begitu truk mereka naik ke kapal, pintu kapalpun ditutup. Masih ratusan orang yang tidak terangkut, seorang ibu tampak meratap, memohon belas kasihan, “suami dan bayi saya sudah naik Pak, tolong saya bisa ikut...kasihan bayi saya bisa mati kalau tidak ada yang menyusui...tolonglah saya, Pak…”

Tetapi tanpa belas kasihan petugas berkata, “Gak bisa ! Kalau diijinkan pada naik akan melebihi kapasitas!” Tali dilepas dari darmaga, hati Bpk. Yehezkiel trenyuh melihat ibu itu. Kapal sudah mulai berjalan perlahan, ia kembali berdoa, “Tuhannya istriku… kalaupun saya tidak ikut, saya ingin ibu itu bisa naik menggantikan saya…” Ternyata kapal merapat kembali, terdengar suara kapten dari speaker, “Semua penumpang yang masih ada di dermaga pelabuhan cepat naik!”

Sungguh, semua yang “mustahil” dan “pertolongan yang tepat waktu” terus terjadi sepanjang hari, membuat Bpk. Yehezkiel ‘melihat’ betapa Tuhan istrinya itu, Tuhan Yesus, adalah Tuhan yang hidup! Melewati 7 tahun berlalu, Bpk. Yehezkiel menyadari, karena seorang istri yang bersedia membayar harga, ia saat ini mengenal dan melayani Tuhan Yesus. Dalam perjalanan pulang di mobil, kami bertiga, rekan saya berkata, "istrinya luar biasa!". (by: Aina)
Sumber: rumahkesaksian.com

#2: Hanya untuk kalangan Kristiani
Benar, tapi memang untuk menyelamatkan seorang Yehezkiel (Arifin), istrinya
itu ditempatkan dan dilengkapi dengan karunia tersebut (karunia menderita - editor), maka ia siap membayar harga. Kalo enggak, ampun deh...tolooonggg....mana tahan.

Ada satu ‘pesan’ luar biasa dari Pdt. M. Riza atau Yehezkiel Imanuel (juga mantan agama seberang pernah masuk acara “Solusi”) di akhir ibadah beliau bercerita bertemu dengan 3 orang tokoh besar agama yang penasaran ingin bertanya tentang kekristenan, tapi 8 pendeta menolak karena tidak mau mengambil resiko konflik agama, apalagi seorang dari mereka adalah orang ternama dalam pemerintahan.

Tadinya Bpk. Riza menolak karena tidak memiliki argumentasi secara teologis, tetapi orang yang meminta padanya meneguhkan bahwa Roh yang ada bersamanya akan bersaksi asal dia bersedia, maka Bpk. Riza langsung mengatakan, “YA !”

Singkatnya, ia bertemu dengan ke-3 orang ini, plus seorang anak muda usia 21 th yang mendampingi. Mereka bertanya seputar “Tritunggal, siapa Isa/Yesus, apa bedanya Yesus dengan nabi mereka”. Semua dijawab dengan padat dan dimengerti serta diterima oleh ke-3 orang ini.

Dalam 1,5 jam perbincangan yang akrab, pak Riza akhirnya membawa mereka lunch, dan di perjalanan Bpk. Riza meng ’interview’ anak muda usia 21 th tersebut rupanya sudah 2 thn menerima Tuhan Yesus dan ketahuan, lalu digebukin, ditikam, dianiaya, namun tidak keluar dari sana (karena Roh yang mengutusnya agar tetap ada dalam lingkungan tersebut), dan tetap membalas dengan kasih...kasih...kasih...sampai ke-3 sesepuhnya ini MENERIMA TUHAN YESUS, bahkan sudah DIBAPTIS bersama dengan 11 orang lainnya di ‘sekolah teologi’ agama seberang secara diam-diam.

Karena mereka tidak bisa keluar dari komunitas mereka (mengepalai 9 'rumah ibadah' dengan ribuan jemaat), maka pertanyaan-pertanyaan dalam benak mereka membuat mereka diam-diam minta dipertemukan dengan hamba Tuhan Yesus.

Luar biasa ya...Akhir pertemuan itu, Bpk. Riza bertangis-tangisan, pemuka agama tersebut minta didukung dalam DOA karena tidak mungkin menanggalkan atributnya, tetapi ia terus akan mensyiarkan KASIH dan SANG KEBENARAN, bahkan siap mati asal jemaah yang Tuhan percayakan pada mereka bisa diselamatkan.

Halleluyah! Sama seperti pesan Bpk. Riza, saya juga mengajak kita terus mendoakan "saudara-saudara sepupu" kita. Sekalipun kebencian demi kebencian, gereja terus teraniaya dan dibakar, jangan hati kita ikut membenci mereka.

Kita membenci dosa dan perbuatan mereka, tapi harus mengasihi pribadi mereka, sebab “hati Bapa adalah pertobatan jiwa-jiwa”. Mungkin kita tidak bisa keluar menginjil, tapi “doa orang benar besar kuasanya”.

Sudah banyak darah para misionaris yang tumpah di bumi Indonesia, juga tidak sedikit darah orang-orang benar yang mati martir. Setiap ‘benih’ yang mati pasti akan menghasilkan buah yang banyak. Jika kita hanya bisa berkata, “saya cuma bisa ikut berdoa”, maka BERDOALAH !

Ditulis dan dikirim oleh Aina.
“Love your enemies and pray for those who persecute you” - Mat 5:44
“Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya" – Yoh 20:29″

Sumber :
Mailist Terangdunia
candrawijaya.wordpress.com
Baca Selengkapnya...

Cara alami untuk menghindari gigitan nyamuk

Bahan produk antinyamuk yang kita kenal berbentuk krim atau spray banyak mengandung bahan kimia yang dampaknya terhadap kulit dan kesehatan masih banyak dipertanyakan. Sebagian besar kita pernah mendengar ada beberapa bahan alami, seperti serai, yang mencegah gigitan nyamuk. Kenyataannya alam masih menyediakan pencegahan alami lainnya untuk menjauhkan Anda dari gigitan nyamuk.

Berikut beberapa cara alami yang dapat Anda lakukan sebagai penangkal terhadap serangan nyamuk:

1. Mengganti secara rutin wadah air yang bisa menjadi tempat nyamuk berkembang biak seperti tempat minum hewan peliharaan, vas bunga, dan kolam renang beberapa kali dalam seminggu.

2. Ada tanaman tertentu yang memiliki aroma yang tak disukai nyamuk. Tanaman ini termasuk bunga kucing kumis, rosemary, serai, lavender, kayu manis dan peppermint. Tanam di halaman depan dan kebun belakang rumah Anda untuk mencegah nyamuk.

3. Nyamuk tak menyukai aroma bawang putih. Iris 1 bawang putih dan oleskan pada kulit atau bekas gigitan nyamuk. Bisa juga membuat cairan anti nyamuk alami dengan menghancurkan satu bagian bawang putih dengan 5 bagian air. Simpan dalam sray kecil yang bisa Anda gunakan sebagaio spray anti nyamuk. Jika tak tahan akan bau yang melekat pada tubuh, basahi kain dengan larutan di dekat Anda saat sedang berada di luar rumah.

4. Membakar sejumput rosemary seperti dupa atau panggangan untuk menghalau nyamuk.

5. Minyak esensial tertentu seperti minyak kayu putih, minyak kayu manis dan minyak kastor adalah pencegah nyamuk yang efektif. Campurkan 10-25 tetes salah satu minyak tersebut dengan 2 sendok makan minyak zaitun atau minyak goreng dan oleskan pada kulit.
Nyamuk paling aktif saat matahari terbit dan matahari terbenam. Jadi, hindari kegiatan di luar rumah 30 menit sebelum dan sesudah fajar dan senja.

6. Nyamuk tertarik terhadap sesuatu yang berwarna gelap. Sebaiknya gunakan pakaian berwarna putih atau berwarna cerah saat beraktivitas di luar rumah.

7. Parfum dan sabun beraroma bunga juga tak disukai nyamuk. Sebaiknya perhatikan aroma deodorant dan produk rambut yang Anda gunakan.

8. Kipas angin menyulitkan nyamuk untuk terbang. Berada di posisi dekat kipas angin membuat nyamuk sulit menjangkau Anda.

9. Campuran peterseli dengan cuka sari apel yang dihancurkan juga efektif mencegah nyamuk. Menggosok tubuh dengan campuran tesebut di bagian tubuh yang terbuka bisa melindungi Anda dari gigitan nyamuk.

10. Kelelawar dikenal sebagai predator alami nyamuk. Meski terdengar ekstrem, bila halaman belakang yang cukup luas, Anda bisa mempertimbangkan memelihara beberapa ekor kelelewar yang mampu memakan ribuan ekor nyamuk tiap malam.

Sumber: akhirzaman.org
Baca Selengkapnya...

Kesaksian Jim Caviezel – pemeran film ”The Passion of the Christ"

Jim Caviezel adalah aktor Hollywood yang memerankan Tuhan Yesus dalam Film “The Passion Of Jesus Christ”. Ini Kesaksiannya...

JIM CAVIEZEL ADALAH SEORANG AKTOR BIASA DENGAN PERAN-PERAN KECIL DALAM FILM-FILM YANG JUGA TIDAK BESAR. PERAN TERBAIK YANG PERNAH DIMILIKINYA (SEBELUM THE PASSION) ADALAH SEBUAH FILM PERANG YANG BERJUDUL “THE THIN RED LINE”. ITUPUN HANYA SALAH SATU PERAN DARI BEGITU BANYAK AKTOR BESAR YANG BERPERAN DALAM FILM KOLOSAL ITU.

Dalam Thin Red Line, Jim berperan sebagai prajurit yang berkorban demi menolong teman-temannya yang terluka dan terkepung musuh, ia berlari memancing musuh kearah yang lain walaupun ia tahu ia akan mati, dan akhirnya musuhpun mengepung dan membunuhnya.

Kharisma kebaikan, keramahan, dan rela berkorbannya ini menarik perhatian Mel Gibson, yang sedang mencari aktor yang tepat untuk memerankan konsep film yang sudah lama disimpannya, menunggu orang yang tepat untuk memerankannya.

“Saya terkejut suatu hari dikirimkan naskah sebagai peran utama dalam sebuah film besar. Belum pernah saya bermain dalam film besar apalagi sebagai peran utama. Tapi yang membuat saya lebih terkejut lagi adalah ketika tahu peran yang harus saya mainkan. Ayolah…, Dia ini Tuhan, siapa yang bisa mengetahui apa yang ada dalam pikiran Tuhan dan memerankannya? Mereka pasti bercanda.”

Besok paginya saya mendapat sebuah telepon, “Hallo ini, Mel”. Kata suara dari telpon tersebut. “Mel siapa?”, Tanya saya bingung. Saya tidak menyangka kalau itu Mel Gibson, salah satu actor dan sutradara Hollywood yang terbesar. Mel kemudian meminta kami bertemu, dan saya menyanggupinya.

Saat kami bertemu, Mel kemudian menjelaskan panjang lebar tentang film yang akan dibuatnya. Film tentang Tuhan Yesus yang berbeda dari film-film lain yang pernah dibuat tentang Dia. Mel juga menyatakan bahwa akan sangat sulit dalam memerankan film ini, salah satunya saya harus belajar bahasa dan dialek alamik, bahasa yang digunakan pada masa itu.

Dan Mel kemudian menatap tajam saya, dan mengatakan sebuah resiko terbesar yang mungkin akan saya hadapi. Katanya bila saya memerankan film ini, mungkin akan menjadi akhir dari karir saya sebagai actor di Hollywood.

Sebagai manusia biasa saya menjadi gentar dengan resiko tersebut. Memang biasanya aktor pemeran Yesus di Hollywood, tidak akan dipakai lagi dalam film-film lain. Ditambah kemungkinan film ini akan dibenci oleh sekelompok orang Yahudi yang berpengaruh besar dalam bisnis pertunjukan di Hollywood. Sehingga habislah seluruh karir saya dalam dunia perfilman.

Dalam kesenyapan menanti keputusan saya apakah jadi bermain dalam film itu, saya katakan padanya. “Mel apakah engkau memilihku karena inisial namaku juga sama dengan Jesus Christ (Jim Caviezel), dan umurku sekarang 33 tahun, sama dengan umur Yesus Kristus saat Ia disalibkan?”

Mel menggeleng setengah terperengah, terkejut, menurutnya ini menjadi agak menakutkan. Dia tidak tahu akan hal itu, ataupun terluput dari perhatiannya. Dia memilih saya murni karena peran saya di “Thin Red Line”.

Baiklah Mel, aku rasa itu bukan sebuah kebetulan, ini tanda panggilanku, semua orang harus memikul salibnya. Bila ia tidak mau memikulnya maka ia akan hancur tertindih salib itu. Aku tanggung resikonya, mari kita buat film ini!

Maka saya pun ikut terjun dalam proyek film tersebut. Dalam persiapan karakter selama berbulan-bulan saya terus bertanya-tanya, dapatkah saya melakukannya? Keraguan meliputi saya sepanjang waktu. Apa yang seorang Anak Tuhan pikirkan, rasakan, dan lakukan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut membingungkan saya, karena begitu banya referensi mengenai Dia dari sudut pandang berbeda-beda.

Akhirnya hanya satu yang bisa saya lakukan, seperti yang Yesus banyak lakukan yaitu lebih banyak berdoa. Memohon tuntunanNya melakukan semua ini.

Karena siapalah saya ini memerankan Dia yang begitu besar. Masa lalu saya bukan seorang yang dalam hubungan denganNya. Saya memang lahir dari keluarga Katolik yang taat, kebiasaan-kebiasaan baik dalam keluarga memang terus mengikuti dan menjadi dasar yang baik dalam diri saya.

Saya hanyalah seorang pemuda yang bermain bola basket dalam liga SMA dan kampus, yang bermimpi menjadi seorang pemain NBA yang besar. Namun cedera engkel menghentikan karir saya sebagai atlit bola basket. Saya sempat kecewa pada Tuhan, karena cedera itu, seperti hancur seluruh hidup saya.

Saya kemudian mencoba peruntungan dalam casting-casting, sebuah peran sangat kecil membawa saya pada sebuah harapan bahwa seni peran munkin menjadi jalan hidup saya. Kemudian saya mendalami seni peran dengan masuk dalam akademi seni peran, sambil sehari-hari saya terus mengejar casting.

Dan kini saya telah berada dipuncak peran saya. Benar Tuhan, Engkau yang telah merencanakan semuanya, dan membawaku sampai disini. Engkau yang mengalihkanku dari karir di bola basket, menuntunku menjadi aktor, dan membuatku sampai pada titik ini. Karena Engkau yang telah memilihku, maka apapun yang akan terjadi, terjadilah sesuai kehendakMu.

Saya tidak membayangkan tantangan film ini jauh lebih sulit dari pada bayangan saya.

Di make-up selama 8 jam setiap hari tanpa boleh bergerak dan tetap berdiri, saya adalah orang satu-satunya di lokasi syuting yang hampir tidak pernah duduk. Sungguh tersiksa menyaksikan kru yang lain duduk-duduk santai sambil minum kopi. Kostum kasar yang sangat tidak nyaman, menyebabkan gatal-gatal sepanjang hari syuting membuat saya sangat tertekan.

Salib yang digunakan, diusahakan seasli mungkin seperti yang dipikul oleh Yesus saat itu. Saat mereka meletakkan salib itu dipundak saya, saya kaget dan berteriak kesakitan, mereka mengira itu akting yang sangat baik, padahal saya sungguh-sungguh terkejut. Salib itu terlalu berat, tidak mungkin orang biasa memikulnya, namun saya mencobanya dengan sekuat tenaga.

Yang terjadi kemudian setelah dicoba berjalan, bahu saya copot, dan tubuh saya tertimpa salib yang sangat berat itu. Dan sayapun melolong kesakitan, minta pertolongan. Para kru mengira itu akting yang luar biasa, mereka tidak tahu kalau saya dalam kecelakaan sebenarnya. Saat saya memulai memaki, menyumpah dan hampir pingsan karena tidak tahan dengan sakitnya, maka merekapun terkejut, sadar apa yang sesungguhnya terjadi dan segera memberikan saya perawatan medis.

Sungguh saya merasa seperti setan karena memaki dan menyumpah seperti itu, namun saya hanya manusia biasa yang tidak biasa menahannya. Saat dalam pemulihan dan penyembuhan, Mel datang pada saya. Ia bertanya apakah saya ingin melanjutkan film ini, ia berkata ia sangat mengerti kalau saya menolak untuk melanjutkan film itu.

Saya bekata pada Mel, saya tidak tahu kalau salib yang dipikul Tuhan Yesus seberat dan semenyakitkan seperti itu. Tapi kalau Tuhan Yesus mau memikul salib itu bagi saya, maka saya akan sangat malu kalau tidak memikulnya walau sebagian kecil saja. Mari kita teruskan film ini.

Maka mereka mengganti salib itu dengan ukuran yang lebih kecil dan dengan bahan yang lebih ringan, agar bahu saya tidak terlepas lagi, dan mengulang seluruh adegan pemikulan salib itu. Jadi yang penonton lihat didalam film itu merupakan salib yang lebih kecil dari aslinya.

Bagian syuting selanjutnya adalah bagian yang mungkin paling mengerikan, baik bagi penonton dan juga bagi saya, yaitu syuting penyambukan Yesus. Saya gemetar menghadapi adegan itu, Karena cambuk yang digunakan itu sungguhan. Sementara punggung saya hanya dilindungi papan setebal 3 cm.

Suatu waktu para pemeran prajurit Roma itu mencambuk dan mengenai bagian sisi tubuh saya yang tidak terlindungi papan. Saya tersengat, berteriak kesakitan, bergulingan ditanah sambil memaki orang yang mencambuk saya. Semua kru kaget dan segera mengerubungi saya untuk memberi pertolongan. Tapi bagian paling sulit, bahkan hampir gagal dibuat yaitu pada bagian penyaliban. Lokasi syuting di Italia sangat dingin, sedingin musim salju, para kru dan figuran harus manggunakan mantel yang sangat tebal untuk menahan dingin. Sementara saya harus telanjang dan tergantung diatas kayu salib, diatas bukit yang tertinggi disitu. Angin dari bukit itu bertiup seperti ribuan pisau menghujam tubuh saya. Saya terkena hypothermia (penyekit kedinginan yang biasa mematikan), seluruh tubuh saya lumpuh tak bisa bergerak, mulut saya gemetar bergoncang tak terkendalikan. Mereka harus menghentikan syuting, karena nyawa saya jadi taruhannya.

Semua tekanan, tantangan, kecelakaan dan penyakit membawa saya sungguh depresi. Adegan-adegan tersebut telah membawa saya kepada batas kemanusiaan saya. Dari adegan ke adegan lain semua kru hanya menonton dan menunggu saya sampai pada batas kemanusiaan saya, saat saya tidak mampu lagi baru mereka menghentikan adegan itu. Ini semua membawa saya pada batas-batas fisik dan jiwa saya sebagai manusia. Saya sungguh hampir gila dan tidak tahan dengan semua itu, sehingga seringkali saya harus lari jauh dari tempat syuting untuk berdoa.
Hanya untuk berdoa, berseru pada Tuhan kalau saya tidak mampu lagi, memohon Dia agar memberi kekuatan bagi saya untuk melanjutkan semuanya ini. Saya tidak bisa, masih tidak bisa membayangkan bagaimana Yesus sendiri melalui semua itu, bagaimana menderitanya Dia.

Dia bukan sekedar mati, tetapi mengalami penderitaan luar biasa yang panjang dan sangat menyakitkan, bagi fisik maupun jiwaNya.

Dan peristiwa terakhir yang merupakan mujizat dalam pembuatan film itu adalah saat saya ada diatas kayu salib. Saat itu tempat syuting mendung gelap karena badai akan datang, kilat sambung menyambung diatas kami. Tapi Mel tidak menghentikan pengambilan gambar, karena memang cuaca saat itu sedang ideal sama seperti yang seharusnya terjadi seperti yang diceritakan. Saya ketakutan tergantung diatas kayu salib itu, disamping kami ada dibukit yang tinggi, saya adalah objek yang paling tinggi, untuk dapat dihantam oleh halilintar.

Baru saja saya berpikir ingin segera turun karena takut pada petir, sebuah sakit yang luar biasa menghantam saya beserta cahaya silau dan suara menggelegar sangat kencang. Dan sayapun tidak sadarkan diri.

Yang saya tahu kemudian banyak orang yang memanggil-manggil meneriakkan nama saya, saat saya membuka mata semua kru telah berkumpul disekeliling saya, sambil berteriak-teriak “dia sadar! dia sadar!”.

“Apa yang telah terjadi?” Tanya saya. Mereka bercerita bahwa sebuah halilintar telah menghantam saya diatas salib itu, sehingga mereka segera menurunkan saya dari situ. Tubuh saya menghitam karena hangus, dan rambut saya berasap, berubah menjadi model Don King. Sungguh sebuah mujizat kalau saya selamat dari peristiwa itu.

Melihat dan merenungkan semua itu seringkali saya bertanya, “Tuhan, apakah Engkau menginginkan film ini dibuat? Mengapa semua kesulitan ini terjadi, apakah Engkau menginginkan film ini untuk dihentikan”? Namun saya terus berjalan, kita harus melakukan apa yang harus kita lakukan. Selama itu benar, kita harus terus melangkah. Semuanya itu adalah ujian terhadap iman kita, agar kita tetap dekat padaNya, supaya iman kita tetap kuat dalam ujian.

Orang-orang bertanya bagaimana perasaan saya saat ditempat syuting itu memerankan Yesus. Oh… itu sangat luar biasa… mengagumkan… tidak dapat saya ungkapkan dengan kata-kata. Selama syuting film itu ada sebuah hadirat Tuhan yang kuat melingkupi kami semua, seakan-akan Tuhan sendiri berada disitu, menjadi sutradara atau merasuki saya memerankan diriNya sendiri.

Itu adalah pengalaman yang tak terkatakan. Semua yang ikut terlibat dalam film itu mengalami lawatan Tuhan dan perubahan dalam hidupnya, tidak ada yang terkecuali. Pemeran salah satu prajurit Roma yang mencambuki saya itu adalah seorang muslim, setelah adegan tersebut, ia menangis dan menerima Yesus sebagai Tuhannya. Adegan itu begitu menyentuhnya. Itu sungguh luar biasa. Padahal awalnya mereka datang hanya karena untuk panggilan profesi dan pekerjaan saja, demi uang. Namun pengalaman dalam film itu mengubahkan kami semua, pengalaman yang tidak akan terlupakan.

Dan Tuhan sungguh baik, walaupun memang film itu menjadi kontroversi. Tapi ternyata ramalan bahwa karir saya berhenti tidak terbukti. Berkat Tuhan tetap mengalir dalam pekerjaan saya sebagai aktor. Walaupun saya harus memilah-milah dan membatasi tawaran peran sejak saya memerankan film ini.

Saya harap mereka yang menonton The Passion Of Jesus Christ, tidak melihat saya sebagai aktornya. Saya hanyalah manusia biasa yang bekerja sebagai aktor, jangan kemudian melihat saya dalam sebuah film lain kemudian mengaitkannya dengan peran saya dalam The Passion dan menjadi kecewa.

Tetap pandang hanya pada Yesus saja, dan jangan lihat yang lain. Sejak banyak bergumul berdoa dalam film itu, berdoa menjadi kebiasaan yang tak terpisahkan dalam hidup saya. Film itu telah menyentuh dan mengubah hidup saya, saya berharap juga hal yang sama terjadi pada hidup anda. Amin.

(by: Debbie Kusuma)
Sumber: rumahkesaksian.com

Baca Selengkapnya...

Rabu, 28 Maret 2012

Seorang Dokter Menganalisa Kisah Penyaliban

Seorang Dokter Menganalisa soal Penyaliban; Sebuah penjelasan kedokteran mengenai apa yang diderita Yesus pada hari Ia wafat; oleh Dr. C. Truman Davis. 

Beberapa tahun lalu aku tergerak berminat soal aspek2 penderitaan jasmani maupun perasaan Yesus Kristus ketika aku membaca peristiwa penyaliban itu dalam buku Jim Bishop, "The Day Christ Died". Tiba2 saja aku sadar bahwa aku telah terlalu menganggap penyaliban itu sebagai kejadian biasa2 saja selama tahun2 yang lalu ini - bahkan praktis tak berperasaan sama sekali terhadap kengeriannya sebab sudah terbiasa dengan semua rincian kekejaman itu. Akhirnya baru aku sadar bahwa, sebagai seorang dokter, aku sendiri saja tak tahu penyebab langsung kematian Kristus. Para penulis Injil tak banyak membantu dalam hal ini. Sebab pada zaman mereka penyaliban dan pencambukan begitu umum, mereka pasti menganggap suatu pemberitaan terperinci menjadi mubazir. Karenanya maka kita cuma memperoleh kabar berbentuk kata2 yang tepat dari para penginjil: "Pilatus, setelah menyesah Yesus, menyerahkan Dia kepada mereka untuk disalibkan.... dan mereka menyalibNya." 

Meski Injil membisu mengenai rincian penyaliban Kristus, ada banyak orang yang mendalami subjek ini dimasa silam. Dalam penyelidikanku mengenai kejadian ini dari segi pandang kedokteran, aku khususnya berhutang pada Dr. Pierre Barbet, seorang ahli bedah Perancis yang melakukan riset yang selain historis juga amat mendalam dan secara luas membahas topik itu.

Suatu usaha untuk menyelidiki tak terbatasnya penderitaan spirituil maupun batiniah dari Allah yang Berinkarnasi1 dalam penebusan2 dosa manusia yang telah terjatuh adalah diluar jangkauan dan bukan maksudnya penulisan ini. Meski begitu, kita bisa mendalami beberapa detil aspek derita batin Tuhan kita dari segi fisiologi dan anatomi. Apa sebenarnya yang diderita oleh tubuh Yesus dari Nasaret selama jam-jam penyiksaan itu?

Getsemani 

Derita jasmaniah Kristus dimulai ketika ditaman Getsemani. Dari banyaknya aspek2 penderitaan awalNya, khususnya yang menarik dari segi fisiologi ialah hal keringat darah. Sepadan menariknya, sang tabib, St. Lukas, adalah satu2nya penulis injil yang memberitakan kejadian ini. Katanya, "Ia sangat ketakutan dan makin bersunguh-sungguh berdoa. Peluhnya menjadi seperti titik-titik darah yang bertetesan ketanah." (Luk. 22:44).

Setiap usaha yang terbayangkan telah dipakai oleh pengajar2 modern untuk menerangkan dan mengenyampingkan gejala fenomena peluh darah ini, rupa2nya karena dibawah kesan yang salah bahwa hal itu tidak ada samasekali. Padahal akan amat menghemat waktu maupun segala usaha sia2 itu seandainya mau berkonsultasi dan mempelajari literatur medis. Meskipun amat jarang terjadi, fenomena hematidrosis, atau berkeringat darah, secara jelas dan tegas ada dokumentasinya. Dibawah tekanan berat emosi, pembuluh2 kapiler kecil2 dalam kelenjar keringat bisa pecah, sehingga mencampurkan darah dengan keringat. Proses ini saja sudah bisa menyebabkan kelemahan yang nyata dan kemungkinan kena syok.

Meskipun pengkhianatan dan penangkapan Yesus adalah bagian2 penting dari kisah sengsara Kristus, kejadian selanjutnya ini - signifikan dari perspektif segi kedokteran - ialah hal pengadilanNya didepan sidang Sanhedrin dan Kaifas, sang imam agung. Disini trauma jasmaniah pertama disiksakan. Seorang serdadu langsung menampar wajah Yesus ketika ia membisu ketika ditanyai oleh Kaifas. Lalu para pengawal istana mengikat-nutupi mataNya, mencemooh menggodaNya untuk mengenali mereka satu2 ketika ber-putar2 melewatiNya, meludahiNya, dan lalu memukuli wajahNya.

Esok paginya, sudah serba benjut dan terluka, dehidrasi, dan ditambah beban karena semalaman tanpa tidur, Yesus dibawa melalui Yerusalem ke Pretorium dari Benteng Antonia, tempat kedudukan pemerintahan dari Prokurator Yudea, yaitu Pontius Pilatus. Kita sudah mengetahui ulah usaha Pilatus yang mencoba menggeserkan tanggung jawabnya kepada Herodes Antipas, penguasa di Yudea. Tampaknya ditangan Herodes ini Yesus tidak mengalami penyiksaan dan Ia dibalikkan ke Pilatus. Disinilah kemudian, dalam menanggapi jeritan dan demo massa, Pilatus lalu menyuruh membebaskan Barabas dan menetapkan agar Yesus disesah dan disalibkan.

Persiapan penyesahan Yesus dilaksanakan atas perintah Kaisar. Tahanan itu ditelanjangi dan tangan2Nya diikatkan kesuatu balok diatas kepalaNya. Serdadu Romawipun maju kedepan dengan flagrum, atau flagellum, dalam tangannya. Ini adalah semacam cambuk pendek terdiri dari beberapa lembar kulit tebal dan berat yang diujungnya masing2 diikati dua bola timah kecil. Pencambukan dipukulkan sepenuh tenaga lagi dan lagi, terus menerus diseluruh dan sekujur pundak, punggung, dan kaki2Nya. Pada awalnya lembaran2 kulit yang diberati itu hanya menembusi kulit saja. Lalu, ketika pemecutan berlanjut, terjadilah luka2 ibarat irisan kebawah jaringan2 dibawah kulit, mulailah perembesan darah dari kapiler2 dan pembuluh darah kulit dan akhirnya menyemprotlah darah arteri dari jaringan2 otot yaang didalam.

Mula2 bola2 timah yang kecil itu menyebabkan memar dalam yang akhirnya jadi pecah akibat pukulan2 susulan. Pada akhirnya, kulit dipunggung ter-cabik2 bergantungan seperti pita2 panjang, dan seluruh bidang itu sudah tak dapat dikenali lagi sebab kini telah merupakan jaringan2 yang ter-koyak2 penuh darah. Hanya saat seorang centurion (serdadu Romawi) yang bertugas menyatakan bahwa tahanan itu sudah hampir mati, barulah pencambukan akhirnya dihentikan.

Pengolok-olokan dan ejekan

Yesus yang setengah mati dan hampir pingsan kemudian dilepas ikatannya dan dibiarkan mendelosor lunglai kelantai batu, basah kuyup oleh dan dalam darahNya sendiri. Para serdadu Romawi rupa2nya melihat ada sebuah banyolan lucu sekali dalam diri orang Yahudi udik yang menganggap dirinya raja ini. Mereka melemparkan selembar jubah keatas pundakNya dan memberikan sebatang buluh ketanganNya sebagai tongkat kebesaran. Ah.... ya, mereka juga masih membutuhkan sebuah mahkota untuk melengkapi ejekannya. Ada ranting2 lentur berduri panjang runcing, biasanya dipakai untuk menyalakan perapian batu bara dihalaman dalam gedung, ini mereka bentuk-ikat menjadi semacam mahkota kasar. Ini lalu mereka paksa benamkan keatas kepalaNya dan lagi2 banyak darah keluar ketika duri2 itu menembusi banyak pembuluh darah dikepala. Setelah bosan meng-ejek2 dan memukuli wajahNya, para serdadu mengambil kembali buluh dari tanganNya, lalu dipakainya untuk memukuli kepalaNya, lagi2 makin menancapkan duri2 kedalam kulit kepalaNya. Lalu, setelah kenyang dan jemu membaduti dan berolah raga cara sadis begitu, mereka kemudian mencopot dan menarik jubah itu dari punggungNya. Jubah itu sebelumnya sudah menempel pada bercak2 darah dan serum luka2Nya, dan penarikannya, sama seperti hal pencopotan secara kasar perban suatu pembedahan, menyebabkan sakit yang luar biasa. Dan luka2pun kembali mengalami pendarahan.

Golgota

Dalam menghormati adat kebiasaan Yahudi, orang2 Romawi itu mengembalikan pakaian2Nya. Patibulum3 salib yang berat diikatkan keatas pundakNya. Dan mulailah arak2an prosesi Kristus yang dihujat, dua penjahat, dan rincian eksekusi oleh serdadu2 Romawi dipimpin oleh seorang centurion dengan lambat bergerak menelusuri rute yang hari ini kita kenal sebagai Via Dolorosa.

Meskipun Yesus berdaya mencoba berjalan tegak, namun beratnya balok kayu, ditambah segala syok akibat kehilangan banyak darah, semuanya terlalu berat dan banyak bagiNya. Ia terjerembab dan jatuh. Balok yang kayunya begitu kasar seakan tambah mencungkili kulit yang sudah ter-cabik2 dan otot2 dipundak itu. Ia masih mencoba bangkit berdiri, tapi kekuatan otot manusia sudah terdorong sampai lewat batas kekuatannya. Si centurion, sudah gemas dan tak sabar memulai penyaliban, memilih seorang penonton berwajah Afrika Utara, Simon dari Kirene, untuk membantu memikul salib itu. Yesus mengikuti, masih tetap belepotan darah di-mana2 dan berkeringat dingin, keringat lembab akibat syok. Jarak tempuh sekitar 600 m dari Benteng Antonia ke Golgota itu akhirnya terjalani. Tahanan kemudian ditelanjangi lagi seluruhnya kecuali selembar kain cawat yang diijinkan bagi orang2 Yahudi.

Penyaliban dimulai. Kepada Yesus ditawarkan anggur campur mur, semacam analgesik, adonan pemati rasa sakit. Ia menolak minuman itu. Simon diperintahkan meletakkan patibulum dilantai, dan Yesus cepat2 didorong tertelentang kebelakang, dengan pundakNya menekan pada kayu itu. Serdadu bayaran itupun meraba2, mencari dan merasakan lekuk depresi cekung didepan pergelangan tangan. Ia palu tembuskan paku besar, persegi empat besi cor, melewati pergelanganNya dan kedalam kayu sekali, Cepat2 ia pindah kesisi satunya dan mengulang tindakan itu, cukup ber-hati2 tidak kelewat meregangkan tangan2Nya, masih membiarkan sedikit lenturan dan ruang gerak. Kemudian patibulum ini diangkat dan ditempatkan dibagian atas yang bertuliskan "Yesus, orang Nazaret, Raja orang Yahudi" dipakukan pada tempatnya.

Kaki kiri didorong kebelakang menekan kaki kanan. Dengan kedua kaki diluruskan, semua jari2 menghadap kebawah, sebatang besi cor besar dipakukan menembusi lengkung telapak kaki, membiarkan lutut kaki masih melentur sedikit. Korbanpun selesailah tersalib.

Di atas Salib

Saat Yesus perlahan mulai menggelantung kebawah dan dengan makin tambahnya beban pada paku2 dipergelangan tangan, rasa sakit tak terperikan, begitu teramat menusuk, menjalar lewat semua jari2 dan melalui lengan dan tangan untuk kemudian meledak dahsyat diotak. Paku2 dipergelangan tangan menyebabkan tekanan pada saraf2 median, kelompok besar kumpulan saraf2 yang melintasi pertengahan pergelangan dan telapak tangan. Ketika Ia mendorong diriNya keatas untuk menghindari siksaan yang berlanjut ini, Ia meletakkan seluruh beban beratNya pada paku yang menembusi kakinya. Lagi2 ada arus gelombang rasa sakit dan nyeri luar biasa saat paku itu merobek saraf2 yang ada diantara tulang2 metatarsal kakiNya.

Tepat pada saat ini, terjadilah fenomena lainnya. Ketika tangan2 kelewat lelah, gelombang2 besar kram/kekejangan menerjang semua otot2, seakan mengikatnya dalam rasa sakit teramat dalam yang ber-denyut2. Akibat tibanya serangan kram ini, mustahillah untuk mendorong menegakkan diriNya. Begitu tergantung lagi pada tangan2Nya, otot2 pektoral, yaitu otot2 besar dirongga dada, dilumpuhkan, akibatnya, otot2 antarkostal, yaitu otot2 kecil diantara tulang2 iga, tidak mampu untuk berfungs. Udara bisa dihirup masuk, tapi tak bisa dihembuskan keluar. Yesus bergumul untuk menegakkan diri hanya sekedar untuk mendapatkan sesaat nafas pendek. Akhirnya, tingkat karbon dioksida naik dalam paru2 dan dalam aliran darah ditubuh, dan sebagian dari serangan kram menghilang.

Kata-kata Terakhir

Secara tak teratur, Ia masih mampu mendorong menegakkan badanNya untuk bernafas. Pastilah diantara sela2 waktu ini Ia mengucapkan ketujuh kalimat2 singkat yang telah direkam.

Pertama - saat memandang kebawah melihati serdadu2 Romawi yang melemparkan dadu2 memperebutkan selembar jubahnya yang tak berjahit itu: "Bapa, ampunilah mereka karena mereka tak tahu apa yang mereka kerjakan."

Kedua - kepada penjahat yang bertobat: "...sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama Aku didalam Firdaus."

Ketiga - menatap kebawah memandangi Maria ibuNya, Ia berkata: "Ibu, inilah anakmu!" Lalu, berbalik melihat remaja Yohanes yang ketakutan dan dipenuhi kepiluan, murid kesayanganNya, Ia berkata: "Inilah ibumu!"

Jeritan yang keempat ialah pembukaan awal Mazmur 22: "Allahku, Allahku, mengapa Engkau meninggalkan aku?"

Ia menderita berjam-jam siksaan kesakitan yang tak terbatas, gelombang dan siklus2 yang memuntir, kram sedemikan menyerikan seakan mengoyak mencopot tiap persendian tulang, sebentar2 Ia alami sebagian sesak nafas karena kurangnya zat asam dalam darah, dan rasa sakit yang begitu hebat sekali ketika jaringan punggung-Nya seperti dicacah rajam dikelupas akibat gerakan naik turun saat bergesekan dengan permukaan kayu yang kasar itu. Lalu timbullah suatu penderitaan lain: sebuah rasa sakit yang amat sangat nyeri seakan menghimpit seluruh rongga dada ketika perikardium, kantung yang mengelilingi jantung, per-lahan2 mulai terisi oleh serum dan mulai menekan jantung.

Nubuat dalam Mazmur 22:15 telah digenapi: "Seperti air aku tercurah, dan segala tulangku terlepas dari sendinya; hatiku menjadi seperti lilin, hancur luluh didalam dadaku."

Kesudahannya makin cepat mendekat. Cairan tubuh yang hilang telah mencapai tingkat kritis; jantung yang tertekan berjuang untuk memompa darah berat yang kental dan lambat pada jaringan2 tubuh, dan paru2 yang tersiksa berusaha mencoba, seperti kebingungan dan serba kalut, untuk menghirup sedikit2 udara. Sementara itu jaringan2 tubuhnya yang kekeringan mengirimkan gelombang rangsangan ke otak. Yesus terengah menjerit kelima kalinya: "Aku haus." Kembali kita membaca lagi dalam nubuat Mazmur: "Kekuatanku kering seperti beling, lidahku melekat pada langit-langit mulutku; dan dalam debu maut Kau letakkan aku." (Mzm. 22:15).

Sebuah bunga karang/sepons yang dicelupkan dalam posca, anggur asam murahan minuman utama para legioner Romawi, didekatkan kebibir Yesus. Tubuhnya kini sudah dalam keadaan sekarat ekstrim sekali, dan Ia bisa merasakan dinginnya maut merangkak memasuki jaringan2 tubuhNya. Kesadaran ini menyebabkanNya membisikkan kata keenam, mungkin hanya sedikit lebih keras daripada sekedar suatu bisikan tersiksa: "Sudah selesai." Misi penebusan dosa telah selesai dirampungkan. Akhirnya, Ia bisa membiarkan tubuhnya untuk mati. Dengan suatu hentakan terakhir himpunan kekuatan, Ia sekali lagi menekan-injakkan kakinya yang terkoyak pada paku, meluruskan kaki2Nya, menarik napas yang lebih dalam, dan melontarkan jeritan terakhir dan ketujuhNya: "Ya Bapa, kedalam tanganMu Kuserahkan nyawaKu."

Kematian 

Cara umum untuk mengakhiri suatu penyaliban ialah lewat krurifraktur, yaitu pematahan tulang2 kaki. Ini menghindari sang korban untuk menegakkan dirinya; akibatnya tekanan pada otot2 didaerah dada tidak terlepaskan, dan terjadilah percepatan proses pencekikan. Kaki2 kedua penjahat dipatahkan, tapi ketika serdadu2 mendekati Yesus, mereka melihat proses ini tidak perlu bagiNya.

Rupa2nya, untuk memastikan benar2 telah mati, legiuner itu menikamkan tombaknya diantara tulang2 iga, keatas melewati perikardium dan kedalam jantung. Yohanes 19:34b mengatakan, "dan segera mengalir keluar darah dan air." Jadi ada cairan seperti air yang mengalir keluar dari kantung pengeliling jantung dan juga darah dari dalamnya jantung. Ini adalah bukti agak konklusif setelah kematian bahwa Yesus itu mati, bukan karena mati lemas tercekik seperti biasanya akibat penyaliban, melainkan karena kegagalan jantung disebabkan oleh syok dan penyesakan serta penyempitan jantung gara2 adanya cairan di perikardium.

Kebangkitan dari maut

Lewat dan dalam kejadian2 tadi, kita telah melihat sekelumit ringkasan kejahatan yang bisa manusia tunjukkan terhadap sesamanya dan terhadap Allah. Ini merupakan gambaran yang buruk dan mungkin bisa meninggalkan kita dalam keadaan hati yang remuk redam karena sedih dan tertekan.

Tetapi penyaliban itu bukanlah akhir dari kisah ini. Bukankah kita bisa bersyukur sekali bahwa kita masih mempunyai suatu sambungan: seperti mengintip kasih pengampunan tak terbatas dari Allah pada umat manusia - karunia penebusan, mujijat kebangkitan dari alam maut, dan harapan Paskah pagi.

1. Inkarnasi
2. Penebusan
3. Bagian mendatar dari salib
4. Bagian tegak lurus dari salib
5. Sebuah tanda kecil penyataan kejahatan2 sang korban
6. Perjudian
7. Yang menyesali dosa2nya dan memohon bantuan Yesus.
8. Sebab Yesus sekarat, Ia memberikan tanggung jawab pemeliharaan ibuNya pada teman yang dipercayai.
9. Menggantikan tempat kita lewat menderita hukuman mati untuk dosa-dosa kita.

Dari Majalah New Wine, April 1982. 
Digunakan dengan ijin. Terbitan asli di Arizona Medicine, Maret 1965, Arizona Medical Association.
Dr. C. Truman Davis adalah lulusan Universitas Tennessee Jurusan Farmasi. Beliau berpraktek ophthalmologist, seorang pendeta, dan pengarang buku mengenai obat-obatan dan Alkitab. 
Catatan Editor: Jika Yesus tetap mati, kekristenan akan menjadi tidak berarti selain dari sebuah janji kosong. Tetapi tiga hari setelah kematianNya, Dia bangkit kembali dari kematian. Inilah mujizat kebangkitan, yang dirayakan orang Kristen melalui Paskah. Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai kebangkitan, bacalah Kitab Injil Yohanes Pasal 20 dan 21.

Sumber: sarapanpagi.org
Baca Selengkapnya...

#5: 1290 DAYS ( 1290 Hari )

Maka mereka akan mendengarkan Firman Tuhan, Yang begini : “ Harus ini harus itu, mesti begini mesti begitu, tambah ini tambah itu ! Yes 28 : 13


Ketika saya mulai mempelajari Kitab Wahyu kira-kira 28 tahun yang lalu, apa yang sesungguhnya saya cari dalam ayat-ayat Alkitab sesuai pemikiran saya untuk mendukung pandangan tujuh tahun masa penderitaan (Seven-Year Tribulation) yang begitu sangat saya percayai dan ajarkan. Saya hanya merasa yakin seperti orang lain bahwa ayat-ayat tersebut seharusnya ada. Kejutan dalam hidup saya datang ketika saya tidak dapat menemukan ayat-ayat Alkitab yang mendukung pandangan tersebut. Pilar-pilar utama dari pandangan tersebut adalah nubuatan “days ( hari )“ yang diambil dari Daniel 12:11-12. Sekarang kita telah menyadari bahwa kita seharusnya menterjemahkan nubuatan hari sebagai tahun. Tetapi jika yang dimaksud adalah tahun, kapan kita tahu nubuatan tersebut dimulai dan kapan nubuatan tersebut berakhir ? Untuk itu kita perlu melihat kapan Tuhan memberikan nubuatan tersebut kepada Daniel :

Dan 10:1 “ Pada tahun ketiga pemerintahan Koresy, Raja orang Persia, suatu firman dinyatakan kepada Daniel yang diberi nama Beltsazar; firman itu benar dan mengenai kesusahan yang besar. Maka dicamkannyalah firman itu dan diperhatikannyalah penglihatan itu “

Daniel 10:1 sampai Dan 12:13 adalah penglihatan Daniel terakhir. Tahun tersebut adalah 533 SM dan nubuatan tersebut adalah jelas sekali mengenai masa depan dari bangsa Daniel, yaitu bangsa Yahudi, setelah masa penawanan mereka. Porsi utama dari nubuatan ini adalah sebuah penjelasan detail mengenai ramalan mengenai Media Persia dan Yunani yang akan menguasai Yahudi di Tanah Suci selama 400 tahun ke depan. Kekaisaran Babilon telah jatuh kira-kira beberapa tahun yang lalu dan Daniel sekarang telah menjadi seorang yang sangat tua, kira-kira dalam usia 90 tahun. Dia telah ditawan di Babilon selama 73 tahun. Sesuai dengan Ezra 3:2, bangsa Yahudi memulai perjalanan kembali ke Tanah Suci dibawah kepemimpinan seorang bangsawan Yahudi yang bernama Zerubabel dan seorang imam tinggi yang bernama Yesua. Hal ini adalah latar belakang sejarah untuk Nubuatan Daniel yang terakhir, dimana didalamnya terdapat ayat yang membingungkan dan sulit dimengeri yaitu mengenai “masa” dan yang satu lagi mengenai “hari” :

Dan 12:11 “ Sejak dihentikan korban sehari-haridan ditegakkan dewa- dewa kekejian yang membinasakan itu ada seribu dua ratus dan sembilan puluh hari “

Sesunguhnya, aneh dan sulit dipahami. Nubuatan “hari” apakah hanya periode 24 jam seperti hari yang biasa, atau dapat disimpulkan sebagai tahun kembali seperti nubuatan 69 minggu...dan jika hal itu berhubungan dengan tahun, apa yang dimaksud dengan “ Abomination that maketh Desolate ( Kekejian yang membinasakan ) ? “

Baiklah, ayat tersebut menunjuk kepada “Daily Sacrifices ( Korban Bakaran Setiap Hari )“ dan sejak korban tersebut hanya dilayani dan dilaksanakan di Bait Suci di kota Yerusalem, maka Bait Suci sebagai tempat dilakukan korban bakaran harus diikutsertakan dan dilibatkan. Sebagai akibatnya, kekejian yang dimaksud seharusnya adalah sesuatu yang dilakukan pada bagian Bait Suci yang mengotori kesucian Bait Suci dan membuat hal tersebut menjadi tidak memungkinkan bagi Imam untuk melaksanakan korban bakaran di tempat tersebut. Hal tersebut adalah nyata dan benar dalam jamannya Daniel dan masih nyata dan benar sampai hari ini. Tuhan tidak pernah berubah walaupun sebenarnya bangsa Yahudi seharusnya bisa melakukan korban bakaran dimanapun, mengenai ketetapan dan perintahNya dalam Alkitab ( Kitab Perjanjian Lama selalu benar terhadap masalah persembahan dari bangsa Yahudi yang dilakukan di”Bukit-Bukit Pengorbanan ( high places ),” sebagai tempat persembahan yang menggantikan Bait Suci [ 2 Taw 28:24-25 ]. Imam memiliki wewenang untuk melakukan persembahan korban bakaran hanya pada mezbah yang telah ditentukan oleh Tuhan [ Ulangan 12:10-14 ]; jadi bagi bangsa Yahudi sebuah kekejian yang membawa kebinasaan adalah segala sesuatu yang menyebabkan mereka tidak dapat melakukan persembahan korban bakaran di salah satu bagian Bait Suci. Hukum dan peraturan Imam Lewi mendiktekan bahwa seseorang yang menajiskan Bait Suci harus dilempari batu sampai mati. Dalam hal pembangkangan seperti ini, Raja Yunani, Antiokus Epipanes, mengorbankan seekor babi di mezbah korban bakaran [ kira-kira tahun 168 SM ], yang mana insiden ini menyebabkan revolusi Makabe, karena orang-orang Yahudi waktu itu menganggap hal tersebut sebagai suatu kekejian. Setelah penajisan, Imam harus melakukan suatu ritual khusus untuk memurnikan atau menyucikan mezbah tersebut sebelum mereka kembali melakukan persembahan korban bakaran di mezbah tersebut ).

Tetapi untuk “ penghapusan korban bakaran ( abolition of sacrifices ) “ yang mana yang dimaksud oleh Tuhan dalam nubuatan 1290 hari? Sekarang mari kita tidak membuang doktrin Perjanjian Baru untuk firman Perjanjian Lama tersebut. Kepada siapa ayat ini ditujukan sangat jelas ditulis. Ayat ini dalam bahasa Ibrani dan untuk Bangsa Yahudi, jadi hal ini mengenai Tanah Suci sewaktu kekuatan bangsa-bangsa asing memerintah disana. Hal ini ditunjukkan dalam konteks “ anak-anak bangsamu ( thy people) “ [ Dan 12:1]. Daniel adalah seorang bangsa Yahudi dan nubuatan yang diberikan kepada-nya oleh karena itu mengenai bangsa Yahudi selama jaman bangsa-bangsa asing. Hal ini bukan alasan untuk percaya bahwa Tuhan memberitahukan kepada Daniel mengenai sesuatu yang berhubungan dengan penghentian korban bakaran yang mungkin mengambil waktu dan tempat 2500 tahun kemudian pada akhir jaman di Era Kristen.

Persembahan Korban Bakaran dihentikan untuk sementara waktu muncul tiga kali dalam Perjanjian Lama : sekali sebelum Daniel [ 2 Taw. 28: 24-25 ]. Kemudian selama masa penawanan di Babiloni [2 Taw 36:19] dan sekali kira- kira 400 tahun tahun kemudian oleh Raja Yunani Antiokus Epipanes. Jadi untuk kejadian atau peristiwa yang mana kalian harapkan yang dimaksud Tuhan ? Baiklah, kepada siapa nubuatan diberikan ? Kepada Daniel pada tahun 533 SM. Sebagai akibatnya : kita harus sangat percaya bahwa yang dimaksud dengan Tuhan adalah korban bakaran yang dihentikan selama masa hidup dari Daniel Sendiri : suatu penghentian dari Koran bakaran yang pasti berhubungan dengan Daniel.

Kapan waktu penghancuran dari Bait Suci ? bukankah hal itu jelas. Nebukadnezar menghancurkan Bait Suci pada tahun 586 SM, tetapi Nabi Yeremia memberitahukan kepada kita bahwa korban bakaran masih tetap dilanjutkan pada bagian lain dari bait Suci untuk jangka waktu yang cukup lama setelah Bait Suci dibakar :

Yer 41:5 “ Datanglah orang-orang dari Sikhem, dari Silo dan dari Samaria, delapan puluh orang jumlahnya, yang janggutnya bercukur, pakaiannya koyak-koyak dan badannya bertoreh-toreh; mereka membawa korban sajian dan kemenyan untuk dipersembahkan di Rumah Tuhan.

Orang-orang tersebut datang ke Bait Suci setelah pemerintah provinsi dari Gedaliah, tujuh sampai sepuluh bulan setelah Bait Suci dibakar, sehingga disana seharusnya ada beberapa Imam yang memurnikan Bait Suci sehingga mereka tetap bisa melakukan korban bakaran kepada Tuhan. Dua tahun telah berlalu, dari bagian terakhir kitab Yeremia kita membaca :

Yer 52 : 30 “ Dalam tahun keduapuluh tiga zaman Nebukadnezar, diangkut ke dalam pembuangan oleh Nebuzaradan, kepala pasukan pengawal, tujuh ratus empat puluh lima jiwa orang Yehuda; seluruhnya berjumlah empat ribu enam ratus jiwa. “

Nebukadnezar naik tahta Babilon sekitar tahun 606 – 605 SM. Dua puluh tiga tahun kemudian adalah tahun 583 SM. Oleh karena itu penawanan terakhir pada tahun 583 SM adalah sebuah waktu yang sangat membantu secara firman untuk mengetahui kapan korban bakaran dihentikan. Bangsa Babilon membawa para bangsawan, orang-orang yang ahli dan para imam sebagai tawanan; mereka hanya menyisakan orang-orang termiskin di tanah suci ( Disini ada tiga sampai tiga tahun yang membingungkan dalam hal penanggalan bangsa Babilon yang berhubungan dengan kejadian yang luar biasa mengenai naiknya nebukadnezar ke tahta Babilonia. Ayah Nebukadnezar, Nebopolassar wafat ketika Nebukadnezar sedang berada di Siria berperang dengan Firaun dari Mesir. Beberapa sumber terbaru menentukan bahwa tahun pertempuran tersebut yang dikenal sebagai pertempuran karkemis adalah tahun 606-605 SM ). Oleh karena itu jelas sekali bahwa tidak ada Imam yang dapat melakukan pemurnian atau penyucian yang tertinggal yang dapat melaksanakan persembahan korban bakaran. Pengalaman yang menghancurkan tersebut seharusnya untuk bangsa Yahudi di pembuangan.

Oh, bagaimana pun hal ini seharusnya membuat bangsa Yahudi bertobat dan menyesal. Dari pembuangan di Babilon sampai dengan hari ini, mereka tidak pernah ditinggalkan dari Yahwe, Tuhan mereka, walaupun ditemukan banyak berhala ditengah mereka. Sebagai bangsa yang ditaklukkan dalam pembuangan, mereka memiliki waktu selama 70 tahun untuk menyesali pembangkangan mereka, dan mereka tidak melupakan peristiwa tersebut. Penyesalan mereka dengan sangat sedih dicatat dalam kutipan dari seorang pemazmur yang tidak dikenal :

Di tepi sungai-sungai Babel, disanalah kita duduk sambil menangis, Apabila kita mengingat Sion. Pada pohon-pohon gandarusa di tempat itu kita menggantungkan kecapi kita. Sebab disanalah orang-orang yang menawan kita meminta kepada kita memperdengarkan nyanyian, dan orang-orang yang menyiksa kita meminta nyanyian sukacita : “Nyanyikanlah bagi kami nyanyian dari Sion ! “ Bagaimanakah kita menyanyikan nyanyian Tuhan di negeri asing ? Mazmur 137 : 1 - 4

Walaupun pemazmur tersebut berjarak beberapa ratus mil dari Yerusalem, Daniel mengetahui segalanya mengenai tawanan dan sandera yang baru. Kelompok lain dari tawanan bangsa Yahudi yang dibawa oleh Nebuzaradan, kepala pengawal raja, pasti tidak lepas dari pengamatan Daniel. Dia adalah salah satu orang yang terlibat setiap hari dalam pemerintahan raja Nebukadnezar [Dan 2:48-49]. Hal itu pasti sangat mendukakan hati Daniel, begitu dia mendengar bahwa korban bakaran telah dihentikan dan sekarang Bait Suci milik Tuhan, sama sekali hancur. Kita dapat membuktikan bahwa bagian lain dari bait Suci telah sama sekali ditinggalkan selama sisa masa hidup Daniel dari Dan 9 : 17 dan Ezra 3:2-3. Sekarang dengan latar belakang sejarah tersebut, mari kita kembali lagi pada Dan 12 : 11 :

Dan 12:11 “ Sejak dihentikan korban sehari-haridan ditegakkan dewa- dewa kekejian yang membinasakan itu ada 1290 hari.”

Dengan memakai unit pengukuran hari-tahun untuk ayat tersebut, Daniel kemudian dapat memahami penglihatan tersebut ( ini yang menyebabkan bagaimana Daniel dapat memahami nubuatan. Tuhan memberikan penglihatan 1290-hari, 50 tahun setelah korban bakaran yang biasa dilaksanakan dhentikan. Dapat diketahui bahwa Daniel tidak melihat sesuatu yang penting dan khusus mengenai 1290 hari dalam hitungan 24 jam sehari setelah korban bakaran tersebut dihentikan, jadi dia tahu bahwa Tuhan berbicara mengenai sesuatu waktu dari pada hari yang biasa. Daniel kemudian memakai definisi nubuatan hari yang diberikan kepada Yehezkiel [ Yeh 4:6 “ Aku menetapkan satu hari untuk satu tahun ] dan melihat bahwa kekejian akan terus berlangsung selama 1290 tahun nubuatan Perjanjian Lama di masa yang akan datang ). Dia mengingat kapan korban bakaran yang biasa dilakukan pada pagi dan sore hari telah dihentikan. Dia kemudian melihat 1290 tahun nubuatan ke depan dari waktunya saat itu. Dia sekarang melihat suatu kekejian yang tidak dapat dipercaya yang akan memasuki bukit dimana Bait Suci berdiri, suatu kejahatan yang akan membawa kepada kebinasaan. Daniel telah mengetahui mengenai kekejian yang akan datang kemudian yang akan mencemari dan mencegah dilaksanakannya korban bakaran kepada Allah Yahwe orang Israel di sana di masa depan. Apakah kejadian yang mengerikan yang akan terjadi ? Daniel tidak dapat mengetahuinya apa, tetapi kita dapat karena 1290 tahun nubuatan dipenuhi 1300 tahun yang lalu, nubuatan tersebut digenapi pada tahun 688 M ( Beberapa orang mungkin berargumen bahwa korban bakaran telah dihentikan satu atau dua tahun sebelumnya, atau beberapa tahun kemudian daripada tahun 583 SM, seperti yang telah diperkirakan penulis. Tetapi tidak ada dari salah satu argument tersebut yang menyatakan bahwa penghentian korban bakaran dilaksanakan sebelum dilakukan penghancuran Bait Suci [ 586 SM ], atau tidak lebih dari 10 tahun kemudian. The Dome of the Rock dan mesjid Al-Aqsa dibangun di bukit Bait Suci selama 20 tahun, dari 685 sampai 705 M. Dengan membiarkan kebebasan berpikir yang paling jauh dari argument para ahli, bahwa pandangan 20 tahun tidak dapat dihindari ).

Jadi apa yang terjadi pada tahun 688 M ? Jelas, dari tahun 685 M sampai dengan 705 M, Kalifah Muslim, Abd el Malik ibn Marwan, membangun sebuah memorial untuk mengenang Muhammad, The Dome Of The Rock, di Bukit Bait Suci ! Jadi kita sekarang memiliki sebuah identifikasi yang positif. Yaitu sebuah stuktur dari agama Islam :

The Dome of The Rock adalah kekejian yang membinasakan !

Hal diatas bukan hanya sebuah kebetulan atau suatu teologi dugaan ( suppositional ). Interpretasi hari-tahun sesuai terhadap ayat yang terdapat dalam Daniel 12:11 dan nubuatan tersebut sesuai dengan sejarah dalam hal tahun. Waktu dari pembangunan The Dome of The Rock dapat jelas sekali diketahui sehingga kalian dapat membuktikan sendiri dari ensiklopedia manapun.

Dan karena itu, untuk pertama kali dalam Firman, kita mencapai Islam. Tidak ada orang lain tetapi Islam yang bertanggung jawab untuk pembangunan yang merupakan suatu kekejian yang membinasakan. Lebih jauh lagi, kekejian yang berhubungan dengan the Dome of the Rock bukanlah suatu teologia yang baru. Ini adalah sebuah kebenaran yang telah diketahui gereja selama 1400 tahun, tetapi bagaimanapun juga kita telah dibuat untuk melupakan kata-kata nubuatan tersebut yang mana Sopronius, Uskup Gereja Yerusalem telah mengorbankan nyawanya ( Jerry Landay dalam bukunya, The Dome of the Rock [ Newsweek, New York, NY, 1972 ] hal. 18, mencatat bahwa ketika Kalifah Omar memasuki Yerusalem pada tahun 639 M, dia kemudian bertemu dengan Sopronus, Uskup Gereja Yerusalem, yang menunjukkan kepadanya mengenai kota, Melihat Bukit Bait Suci [dalam puing-puing], Omar kemudian menyatakan bahwa dia akan membangun memorial untuk Muhammad pada tempat asli dimana Bait Suci berdiri. Mendengar itu, Sopronus berteriak dengan ngeri, “Sungguh, ini adalah suatu kekejian yang membinasakan seperti yang telah dikatakan oleh Nabi Daniel, dan hal tersebut sekarang berdiri pada tempat suci.” Walaupun Sopronus seorang tua yang telah berumur 80 tahun, Kalifah Omar menahannya dalam penjara untuk melaksanakan kerja paksa dengan keras yang kemudian membunuhnya ).

Gunung Bait Suci milik Tuhan dalam Alkitab dibuat terlantar secara spiritual selama 13 abad yang lalu dan sampai sekarang masih terlantar. Orang-orang Yahudi tidak dapat melakukan korban bakaran kepada Tuhan dengan masih adanya bangunan tersebut disana. Hal ini yang menyebabkan beberapa rabi Yahudi yang konservatif diantara mereka berusaha meruntuhkannya. Hal ini bukanlah suatu rahasia lagi bagi Rabi-rabi Yahudi bahwa the Dome of the Rock adalah sebuah kekejian yang membinasakan. Dalam bab-bab berikutnya kita akan melihat bagaimana Alkitab Perjanjian Baru sangat penuh mendukung bahwa bangunan tersebut sebagai, “ Kekejian yang membawa kebinasaan.”

Sekarang, jangan lupa tahun 583 SM, 688 SM atau the Dome of The Rock. Kita akan terus mengulang dan memakai tahun tersebut dan bangungan tersebut. Tahun-tahun tersebut merupakan nubuatan-nubuatan yang penting.



Daftar lengkap Ebook Islam di akhir zaman (Klik untuk membaca):

Catatan Penerjemah
Dedikasi
#1: CRIME SCENE (Adegan Kejahatan)
#2: THE DETECTIVE ( Sang Detektif )
#3: WHEN ARE WE ? ( Kita Sekarang berada di jaman apa ? )
#4: 69 WEEKS ( 69 Masa )
#5: 1290 DAYS ( 1290 Hari )
#6: WRONG ROCK ( Batu yang Keliru )
#7: TWO WITNESSES ( Dua Saksi )
#8: TIME, TIMES & A HALF (Satu Masa, Dua Masa dan Setengah Masa)
#9: MOUNTING EVIDENCE ( Bukti Yang Segunung )
#10: LEOPARD – BEAR – LION ( Macan Tutul – Beruang – Singa )
#11: TWO-HORNS ( Dua-Tanduk )
#12: MARK OF THE BEAST ( Tanda dari Binatang )
#13: SCARLET BEAST ( Binatang Merah ungu )
#14: HOUR, DAY, MONTH & YEAR ( Jam, Hari, Bulan & Tahun )
#15: A LITTLE ABOUT RIVETS ( Sedikit Cerita Tentang Paku-Paku )

Atau Klik disini untuk mengunduh versi Ebook/Pdf-nya
Baca Selengkapnya...

Untuk belajar taat dan disempurnakan

"Sekalipun Ia adalah Anak, Ia telah belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya - [Ibrani 5:8] "Sebab memang sesuai dengan keadaan Allah - yang bagi-Nya dan oleh-Nya segala sesuatu dijadikan - yaitu Allah yang membawa banyak orang kepada kemuliaan, juga menyempurnakan Yesus, yang memimpin mereka kepada keselamatan, dengan penderitaan - [Ibrani 2:10] Surat yang mengatakan bahwa Kristus "belajar taat" melalui penderitaan, bahwa Dia "[di]sempurnakan" dengan penderitaan, adalah surat yang sama yang juga mengatakan bahwa Dia tidak berdosa: "Sama dengan kita, Ia telah dicobai, hanya tidak berbuat dosa" (Ibrani 4:15). Ajaran ini disampaikan secara konsisten di dalam seluruh Alkitab. Kristus tidak berdosa. Walaupun Dia adalah Anak Allah, Dia juga adalah manusia sejati, yang pernah merasakan segala pencobaan, keinginan dan kelemahan fisik seperti yang kita rasakan. Dia pernah merasa lapar (Matius 21:8), dan merasa marah serta sedih (Markus 3:5), dan merasa sakit (Matius 17:12). Tetapi hati-Nya secara sempurna mengasihi Allah dan Dia bertindak sesuai dengan kasih tersebut: "Ia tidak berbuat dosa dan tipu daya tidak ada dalam mulut-Nya" (1 Petrus 2:22). Oleh karena itu, ketika Yesus "belajar menjadi taat dari apa yang telah diderita-Nya", ini bukan berarti Dia belajar untuk menghentikan ketidaktaatan-Nya. Makna dari ayat ini adalah bahwa di dalam setiap pencobaan, Dia belajar dalam praktik - dan di dalam kesengsaraan - apa yang dimaksudkan dengan mentaati. Ketika Alkitab mengatakan bahwa Dia "[di]sempurnakan....dengan penderitaan," ini bukan berarti Dia secara perlahan-lahan menghilangkan kekurangan yang ada pada diriNya. Makna ayat ini adalah bahwa Dia secara bertahap menggenapi kebenaran dan keadilan yang sempurna yang harus dimiliki-Nya agar bisa menyelamatkan kita. Itulah yang dikatakan-Nya pada saat Dia dibaptis. Dia tidak perlu dibabtis karena Dia tidak berdosa. Tetapi Dia menjelaskan kepada Yohanes Pembaptis, "Biarlah hal itu terjadi, karena demikianlah sepatutnya kita menggenapkan seluruh kehendak Allah" (Matius 3:15). Maksudnya adalah: Jika Anak Allah bergerak dari inkarnasi kepada Salib tanpa menjalani kehidupan yang penuh pencobaan dan penderitaan untuk menguji kebenaran dan kasih-Nya, maka Dia bukanlah Juruselamat yang sesuai bagi manusia. PenderitaanNya bukan hanya karena menanggung murka Allah. Penderitaan-Nya juga menggenapkan kemanusiaan-Nya dan menjadikan Dia layak memanggil kita sebagai saudara (Ibrani 2:17). Baca Selengkapnya...

Selasa, 27 Maret 2012

Menakutkan, Setiap 15 Batang Rokok Dapat Merubah Mutasi DNA Sebagai Pemicu Kanker

Penelitian genetrika menunjukkan bahwa paparan terhadap asap rokok bisa merubah tampilan kode genetik manusia. dalam penelitian didapatkan setiap 15 batang rokok yang dikonsumsi maka terjadi satu mutasi DNA dalam tubuh perokok tersebut. Hanya dengan 15 batang rokok saja pengaruhnya seperti itu, tidak bisa dibayangkan bila hal itu terjadi pada perokok yang merokok setiap hari sebungkus.

Hasil penelitian tersebut didapatkan setelah peneliti memetakan genetik dari pasien kanker paru-paru. Peneliti melakukan studi ini mengidentifikasi 23.000 mutasi yang bertanggung jawab terhadap segala kerusakan akibat bahan-bahan kimia yang terdapat dalam asap rokok. Seperti diketahui semua kanker disebabkan oleh kesalahan dalam kode genetik (mutasi pada DNA) yang biasanya dipicu oleh lingkungan. Peneliti berharap penemuan ini bisa mengembangkan pengobatan baru. Cacat genetik berasal dari perubahan satu hingga ratusan kode, perubahan ini bisa berupa penghapusan atau pengaturan ulang dari kode-kode tersebut. Tidak ada satu mutasi saja yang bisa menyebabkan suatu penyakit. Sebaliknya sebagian besar penyakit kanker terjadi akibat berbagai kombinasi yang terjadi.

Pengetahuan ini diharapkan bisa berpengaruh dalam pengobatan di masa depan. Dengan bisa mengidentifikasi gen kanker, maka pengembangan pengobatan nantinya bisa dengan cara menargetkan gen-gen spesifik yang bermutasi. Penyakit kanker terjadi ketika suatu sel berperilaku tidak terkontrol sehingga tidak dapat tumbuh sebagaimana mestinya. Mutasi gen pemicu salah satunya disebabkan oleh asap rokok yang diwariskan kepada setiap generasi berikutnya misalnya sel anak, sehingga menyebabkan keturunan permanen ini bisa diturunkan.

Setiap 15 batang rokok yang dikonsumsi bisa menyebabkan terjadinya satu mutasi DNA dalam tubuh dan mutasi ini bisa terakumulasi. Peneliti mendapatkan seorang yang memiliki risiko kanker paru-paru bisa dikurangi risikonya menjadi seperti orang normal setelah berhenti merokok selama 15 tahun.

Para ilmuwan menduga bahwa sel paru-paru yang mengandung mutasi berbahaya ini akan diganti oleh sel-sel baru yang bebas dari cacat. Peneliti melakukan 60 kali sekuensing DNA (urutan penentuan basa nukleotida dalam satu fragmen DNA) untuk kanker paru-paru agar bisa memberikan hasil yang akurat.

Untuk penyakit kanker paru-paru paling banyak disebabkan oleh paparan asap rokok, karenanya penyakit ini tidak hanya menyerang perokok saja tapi juga orang-orang disekitarnya yang menjadi perokok pasif. Dengan ditemukannya urutan genom tersebut, maka bisa didapatkan cetakan dari gen bermutasi yang bisa menyebabkan tumor atau kanker. Jika setiap 15 batang rokok yang dikonsumsi bisa menyebabkan satu mutasi DNA dalam tubuh, maka dalam beberapa tahun ke depan mutasi DNA ini akan terakumulasi dalam tubuh yang bisa menyebabkan kanker. Karena itu tidak ada salahnya untuk mulai berhenti merokok dari sekarang.

Daftar Pustaka :

Pfeifer GP, Denissenko MF, Olivier M, Tretyakova N, Hecht SS, Hainaut P. Tobacco smoke carcinogens, DNA damage and p53 mutations in smoking-associated cancers. Oncogene. 2002 Oct 21;21(48):7435-51.
Smoking just 15 cigarettes harms your DNA, finds cancer study on gene mutation. http://www.dailymail.co.uk/health/article-1236597/Smoking-just-15-cigarettes-harms-DNA-finds-cancer-study-gene-mutation.html#ixzz140Cyuwfz

Sumber: savechildfromsmoke.wordpress.com
Baca Selengkapnya...

Memalukan! Selama 65 Tahun, Sekitar 20.000 Anak-anak di Gereja Katolik Belanda, Alami Pelecehan Seksual

Sebuah penyelidikan independen di Belanda menemukan bahwa para pastor Katolik di negara itu telah melakukan pelecehan secara seksual atas puluhan ribu anak sejak tahun 1945, menambah deretan laporan serupa di negara-negara Eropa dan Amerika.

Laporan setebal 1200 halaman berjudul: "Seksueel Misbruik van Minderjarigen in de Rooms Katolieke Kerk" yang dirilis hari Jumat di Den Haag oleh komisi independen atas permintaan pihak gereja Katolik Belanda, mengidentifikasi sekitar 800 dugaan pelaku dalam masa 65 tahun, dan mengatakan para pejabat Katolik telah gagal menangani meluasnya pelecehan seksual di sekolah, seminari dan panti-panti asuhan.

Ketua Komisi Wim Deetman dalam konferensi pers yang dilakukan setelah memeriksa hampir 1.800 laporan, mengatakan panel itu menemukan sekitar 20.000 anak-anak yang dilecehkan secara seksual dalam lembaga-lembaga Katolik. Kebanyakan kasus melibatkan pelecehan ringan hingga moderat, tetapi komisi itu memperkirakan ada beberapa ribu kasus perkosaan.

Komisi independen ini mulai bekerja bulan Agustus 2010 menyusul sejumlah dugaan pelecehan di sebuah sekolah Katolik di Belanda Timur, yang mendorong korban-korban lainnya untuk muncul.

Komisi itu juga melakukan survei besar-besaran atas lebih dari 34 ribu orang, guna memperoleh gambaran yang lebih menyeluruh atas skala dan bentuk pelecehan yang diderita anak-anak Belanda.

Laporan itu memperkirakan, satu dari sepuluh anak di Belanda telah mengalami beberapa bentuk pelecehan, dan satu dari lima anak-anak pernah tinggal dalam satu lembaga – baik lembaga Katholik atau bukan.

Mengakhiri masa kelam

Menanggapi laporan itu, Uskup Agung Utrecht, Mgr Wim Eijk mewakili gereja Katolik di Belanda memberi pernyataan resmi dan permohonan maaf atas tindakan yang telah dilakukan gereja Katolik pada masa lalu.

Ia juga menyatakan Gereja Katolik Belanda merasa malu atas tindakan buruk yang dilakukan para pejabat Katolik pada masa lalu dan bertekad untuk mengakhiri masa kelam itu.

Namun demikian pelecehan seksual di lingkungan gereja Katolik di Belanda bukanlah saja menjadi masalah Belanda, ini telah menjadi skandal Eropa. Pelecehan terjadi juga di Jerman, Belgia, Austria dan Irlandia.

Beberapa korban pelecehan juga tidak puas dengan permintaan maaf Paus Benedictus atas peristiwa itu, mereka menyatakan bahwa mereka tidak digubris, hanya saat peristiwa ini meledak ke media, barulah gereja Katolik berbicara. Sedang lainnya mempertanyakan mengapa mereka diperlakukan sama dengan beberapa korban pelecehan lainnya.

Gereja Katolik di Belanda pada bulan lalu telah menyiapkan suatu sistem ganti rugi berdasarkan parahnya pelecehan yang diderita, dan menawarkan kompensasi hingga 130 ribu dolar – tergantung pada seberapa parah kasusnya. (RNW/Journal/Tim PPGI)

Sumber:
kabargereja.tk
akhirzaman.org
Baca Selengkapnya...

Ada Pembersihan Warga Kristen di Suriah

Di tengah kekhawatiran internasional atas situasi HAM di Suriah, ada masalah lain yang tak kalah memprihatinkan di negara tersebut, yakni adanya upaya dari kelompok militan Islam untuk mengusir mayoritas warga Kristen dari kota Homs.

Kantor berita Katolik, Fides, melansir bahwa mereka telah menerima catatan dari Gereja Ortodoks Syria, yang mewakili 60 persen dari total penduduk Kristen di Suriah, mengenai upaya "pembersihan etnis" terhadap umat Kristen oleh kelompok militan Brigade Faruq, yang memiliki hubungan dengan al-Qaidah.

Kelompok ini telah mengusir 90 persen penduduk Kristen di Homs. Mereka melakukan sweeping dari rumah ke rumah untuk memaksa warga Kristen di sekitar Hamidiya dan Bustan untuk mengungsi.

Berdasarkan statistik, sekitar 10 persen penduduk Suriah beragama Kristen. Umumnya mereka adalah pendukung Presiden Bashar Assad. Assad sendiri adalah seorang Muslim Syiah, yang cenderung otoriter tetapi sangat melindungi kaum minoritas. Di sisi lain, mayoritas penduduk Suriah adalah Muslim Sunni.

Kota Homs memiliki populasi penduduk Kristen yang cukup besar di Suriah. Selain itu, di Homs juga hidup kelompok Muslim Syiah dari sekte Alawit, yang merupakan sekte Presiden Assad.

Selain di Homs, umat Kristen juga menjadi sasaran di beberapa kota lain di Suriah. Sebuah bom meledak di sekitar sekolah Fransiskan di Aleppo, hari Minggu (25/3/2012). Ledakan bom juga terjadi di Damascus.

Giuseppe Nazzaro, seorang Vikaris Apostolik di Aleppo menghimbau umat Kristen untuk terus berdoa.

Selengkapnya di: perisai.net
Baca Selengkapnya...

Walau Dianiaya, Umat Kristen di Iran Semakin Bertambah

DIBALIK usaha berbagai tekanan besar pemerintah Iran yang berusaha menghambat dan membatasi kesaksian umat Tuhan di negara itu, ada kabar sukacita, umat Kristen di negara yang mayoritas Muslim dari sekte Shia ini bukannya berkurang tapi kian bertambah.

Dilaporkan oleh Open Doors, organisasi pemantau gereja dan umat Kristen yang dianiaya di berbagai penjuru dunia, yang bermarkas di Amerika Serikat, pada Jumat (23/03/2012).

Menurut pemimpin staff Open Doors Timur Tengah yang namanya di rahasiakan demi alasan keamanan. Pertumbuhan umat Kristen di Iran mengalami 'ledakkan'. Malah di beberapa tempat tertentu, umat percaya ini mengadakan ibadah-ibadah kebangunan rohani (KKR) yang banyak diikuti oleh para pemuda-pemudi Iran.

Gerakan Gereja Rumah di negara Iran, sangatlah berkembang dan populer dikalangan umat Kristen di negara itu. Gerakan inilah yang berperan penting dalam kebangkitan iman Kriten di Iran dan pemicu banyaknya ibadah-ibadah doa yang ditempat-tempat rahasia, guna menghindari ancaman penahanan tanpa batas dan hukuman gantung oleh pemerintah Iran.

Ia juga menyatakan, pertumbuhan umat Kristen di Iran tersebar dipenjuru negara, dan kebanyakan terjadi di kota-kota besar, banyak dari mereka yang berpendidikan tinggi dan kalangan atas. Banyak dari mereka menjadi pengikut Kristus karena haus akan kebenaran menjadi seorang Kristen yang sering diputar balikan oleh media dan pemerintah Iran. Selain melalui KKR, beberapa menjadi Kristen setelah mengakses situs-situs Kristen.

"Pertumbuhan umat Kristen di Iran miliki hubungan kuat dengan kesadaran warga Iran terhadap wajah Islam yang sebenarnya, yang merupakan agama resmi Iran; Serta, hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dan para pemimpin negara yang melakukan muslihat dalam pemenangan presiden Mahmoud Ahmadinejad pada 2009," kata staff Open Doors itu.

Diakuinya, warga Iran sangat terbuka dan miliki semangat yang besar jika berbicara dan menjadi saksi atas keyakinannya kepada Kristus.

"Itulah sebabnya, pelatihan pemuridan di Iran berjalan sukses. Jika anda mengatakan kepada mereka 'ciri seorang Kristen adalah berbagai', mereka akan berbagi," ucapnya.

Umat Kristen di Iran yang diakui pemerintah berasal dari Gereja Armenia dan Gereja Timur - Assiria, dengan jumlah sekitar 80.000 orang anggota. Gedung gereja mereka berada di beberapa wilayah di Iran tengah dan utara. Sedang beberapa gereja lainnya seperti Gereja Pentakostal dan Gereja Injili mendapat pengawasan ketat pemerintah Iran.

Perihal peribadatan, kedua gereja yang diakui ini sangat dibatasi dan dipaksa menuruti aturan Islam, Gedung gereja hanya dapat dimasuki saat umat akan beribadah pada hari Jumat, selain juga pelarangan ibadah menggunakan bahasa asli Iran, bahasa Farsi. Gereja dipaksa hanya menggunakan bahasa Armenia dan Arab.

Secara keseluruhan pemerintah Iran pada 2011 lalu mengakui jumlah umat Kristen di negara mereka adalah 200.000 orang. Namun menurut data yang dirangkum Open Doors Timur Tengah, tahun lalu ada sekitar 370,000 orang percaya berlatar belakang Muslim, ini belum terhitung umat Kristen pribumi. []


Selengkapnya di: perisai.net
Baca Selengkapnya...

Senin, 26 Maret 2012

Kimiawi darah #15: Penetapan Allah yang ajaib

Betapa ajaibnya Allah mempersiapkan kelahiran Anak-Nya dari seorang perawan. Ketika la menciptakan perempuan, Ia menciptakannya sedemikian rupa, sehingga tidak ada darah yang dapat mengalir dari tubuh perempuan itu kepada keturunannya. Untuk mencipta¬kan seorang manusia yang tidak berdosa dan juga keturunan dari Adam, Allah menyediakan suatu cara sehingga manusia itu memiliki tubuh yang berasal dari Adam, tetapi memiliki darah dari sumber yang terpisah. Beberapa orang telah mencoba untuk menjawab pertanyaan "Bagaimana mungkin Dia seorang manusia yang tidak berdosa namun dilahirkan dari seorang perempuan?" dengan cara menganggap Maria sebagai Perawan Suci.' Namun demikian, itu tidak menjawab pertanyaan mengapa Yesus dikatakan adalah seorang yang tidak berdosa.

Sangat jelas diajarkan di dalam Alkitab bahwa Yesus mengambil bagian dalam tubuh manusia, tetapi tidak mengambil bagian dari darah Adam. Di dalam Ibrani 2:14 kita membaca:

"Karena anak-anak itu adalah anak-anak dari darah dan daging, maka la juga menjadi sama dengan mereka..." (For as much then as the children are partakers of flesh and blood he also himself like we took part of the same...)

Saudara perhatikan bahwa kata 'anak-anak (children)' -- yaitu anak-anak manusia -- dikatakan adalah anak-anak dart darah dan daging, kemudian di dalam ayat ini juga disebutkan tentang Yesus bahwa Ia juga menjadi sama (took part of the same) dengan mereka. Kata 'menjadi sama (took part)' yang menunjuk kepada Kristus sangat berbeda sekali dengan kata 'dari (partakers)' yang menunjuk kepada anak-anak manusia. Pada bagian pinggir Alkitab saya, saya membaca bahwa kata 'menjadi sama' diartikan sebagai 'mengambil bagian dalam sesuatu di luar dirinya sendiri."

Dalam bahasa Yunani kata 'dari (partakers)' adalah koynoneho yang berarti 'mengambil bagian seutuhnya,' sehingga seluruh anak-anak Adam mengambil bagian seutuhnya dalam tubuh Adam dan darah Adam. Namun kita membaca bahwa Yesus 'menjadi sama dengan mereka' di dalam bahasa Yunani¬nya adalah metecho, yang artinya 'mengambil bagian namun tidak seutuhnya.'Anak-anak- manusia berasal dari darah dan daging Adam, tetapi Kristus hanya mengambil bagian dalam tubuh, sedangkan darah-Nya dari pem¬buahan yang supranatural.

Yesus adalah manusia yang seutuhnya. Menurut daging, Ia adalah keturunan Daud, tetapi darah-Nva berbeda dengan darah manusia. Ia ada waktu penciptaan manusia, tubuh Adam dibentuk dari debu tanah, tetapi Allah menghembuskan nafas hidup melalui hidungnya.

Karena nyawa ada di dalam darah, peritiwa ini meng¬hasilkan pembentukan darah di dalam tubuh Adam, tetapi darah Adam yang pertama adalah darah yang fana dan berdosa dan turun kepada semua manusia karena dari satu orang Allah telah menjadikan seluruh bangsa. Dalam diri Adam yang terakhir dan manusia kedua, mengalir darah yang baru dan kudus dan yang tidak her¬dosa, yang secara daging merupakan keturunan Adam dan akibatnya tubuh-Nya mengandung darah yang kudus.

Klik disini untuk melanjutkan membaca Kimiawi Darah #16: Darah yang kudus, tidak bersalah & tidak dapat binasa.

Sumber:
Buku saku “KIMIAWI DARAH” oleh M.R. DeHaan, M. D.
penuai.wordpress.com
Baca Selengkapnya...

Kimiawi Darah #14: Kesaksian para ahli

Kini bagi para pembaca yang mungkin masih meragukan hal ini, izinkan saya mengutip beberapa pendapat para ahli yang dapat dipercaya. Di dalam buku yang berjudul Text Book of Physiology yang ditulia oleh Howell, Edisi Kedua, halaman 885 dan 886, saya membaca:

"Untuk dapat mengerti fungsinya secara umum adalah cukup dengan mengingat bahwa plasenta mengandung vascular chorionic papillae yang esensial dari fetus (janin bayi) yang terbungkus di dalam cairan darah membran desidual sang ibu. Fetal dan darah sang ibu tidak pernah berhubungan. Mereka dipiasahkan satu sama lainnya oleh dinding pembuluh darah fetal dan selaput epithelial chorionic villae."

Atau izinkan saya mengutip dari buku karangan William, Practice of Obstetrics, Edisi Ketiga, halaman 133:

"Darah janin di dalam pembuluh chorionic villae tidak ber¬campur dengan darah ibunya, terpisah satu dengan lainnya oleh dua lapiaan chorionic epithelium."

Dan dari buku yang sama, dari halaman 136 saya mengutip:

"Secara normal tidak ada hubungannya antara darah janin dengan darah ibunya."

Kini, manfaat bagi saudara yang berprofesi sebagai bidan, saya mengutip clari sebuah buku teks yang sudah tidak asing lagi bagi saudara. Cuplikan berikut ini saya kutip dari buku Nurse's Handbook of Obstetrics karangan Louiae Zabriakie, R. N., Edisi Kelima, halaman 75:

"Ketika sirkulasi darah mulai terjadi di dalam embrio, ia akan tetap terpisah dan berbeda dari darah ibunya. Semua makanan dan sampah larutan yang bergerak bolak-balik antara embrio dan si ibu haruslah melalui dinding pembuluh darah dari satu sirkulasi ke sirkulasi lainnya."

Dan dari buku yang sama, Saya mengutip dari halaman 82:

"Janin menerima zat-zat makanan dan oksigen dari darah ibunya melalui medium plasenta. Jantung janin memompa darah melalui arteri tali pusat ke pembuluh plasenta, yang keluar dan masuk dari jaringan kandungan dan berhenti dekat sekali dengan pembuluh kandungan, mengakibatkan difusi, melalui dinding-dindingnya, dari sampah-sampah hasil produksi dalam tubuh janin ke ibunya dan zat-zat makanan dan oksigen dari ibunya ke janin tersebut. Seperti yang telah dikatakan, pertukaran ini diakibatkan oleh proses osmosia, dan tidak ada percampuran secara langsung dari kedua aliran darah ini. Dengan kata lain, tidak ada darah dari si ibu yang mengalir ke dalam tubuh si janin dan begitu pula sebaliknya."

Klik disini untuk melanjutkan membaca Kimiawi Darah #15: Penetapan Allah yang ajaib.

Sumber:
Buku saku “KIMIAWI DARAH” oleh M.R. DeHaan, M. D.
penuai.wordpress.com
Baca Selengkapnya...