googleb2757ebb443295f5 Kebenaran Kristiani: Agustus 2012

Selasa, 28 Agustus 2012

Wow, ada bahasa lidah palsu! Fakta mencengangkan yang banyak mengacaukan gereja-gereja

Ron (nama samaran) datang kepadaku (Rebecca-red) dengan keluhan utama bahwa dia tidak lagi dapat membaca Alkitabnya atau berdoa, kecuali dalam bahasa lidah. Dia mengalami sakit perut yang hampir terus menerus, sukar tidur dan mengalami depresi berat. Dia telah mencari pertolongan dari berbagai macam gereja selama satu tahun tapi tidak berhasil. Ibunya kebetulan membaca bukuku dan minta Ron untuk membacanya. Setelah membaca bukuku, dia menelponku dan minta untuk bertemu denganku. Aku setuju, dan mengkonseling Ron dengan seorang pendeta yang melayani bersamaku. Aku berharap untuk menekankan sekali lagi bahwa aku TIDAK PERNAH menkonseling laki-laki sendirian. Aku bekerja sama dengan saudara lain di dalam Kristus utuk memimpin acaranya.

Inilah kisah Ron saat kami mulai menanyainya tentang kehidupannya.

Ron dilahirkan dari orang tua Kristen. Mereka adalah misionaris di Meksiko. Dia tidak tahu adanya masalah keturunan karena kedua orang tuanya berasal dari garis keturunan keluarga Kristen yang panjang.

Semua berjalan dengan baik sampai Ron berusia enam belas tahun. Pada waktu itu familinya kembali ke Amerika Serikat selama satu tahun. Selama waktu itu, ibunya jatuh ke dalam dosa perzinahan dan ekibatnya pernikahan mereka pecah. Di dalam pergumulan emosional yang Ron alami akibat perceraian kedua orang tuanya, dia mencari Tuhan secara pribadi untuk pertama kalinya. Dia menerima Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru Selamatnya. Dia mengalami suatu pengalaman yang mendalam dengan Tuhan dan menjadi amat antusias untuk melayani Tuhan. Kesukaannya adalah membaca Alkitab dan berdoa.

Sekitar enam bulan setelah keselamatannya, Ron diminta untuk mengikuti suatu perkemahan Kristen untuk suatu kebaktian kebangunan rohani kaum muda. Dia mengikuti acara itu dan sangat menikmatinya. Kamp rohani itu cukup baik kecuali satu hal. Mereka mengajar hal yang salah tentang baptisan Roh Kudus. Pada akhir kebaktian terakhir pada kamp yang amat emosional itu, sebuah undangan diberikan bagi mereka yang ingin menerima baptisan Roh Kudus. Tentu saja Ron menginginkannya, jadi ia maju ke mimbar untuk didoakan.

Sayangnya orang-orang di mimbar diberitahu untuk menutup mata mereka dan mengankat lengan dan tangan mereka. Kemudian mereka diberitahu untuk menggoyangkan lengan dan tangan mereka, membuatnya santai, dan kemudian menghentikan kendali atas lengan dan tangan mereka, mengosongkan pikiran mereka dan menyerahkan kendali pikiran dan tubuh mereka kepada "Roh Kudus". Mereka diberitahu bahwa, saat mereka melakukan hal ini Roh Kudus akan bebas untuk memasuki mereka dan benar-benar mengambil alih mereka. Ron adalah orang Kristen yang terlalu muda untuk menyadari kesalahan ajaran ini, sehingga dia mencoba untuk mengikuti segala instruksi itu dengan lengkapnya.

Ron berkata bahwa. saat dia mulai membuat lengan dan tangannya santai dan mencoba untuk membersihkan pikirannya, dia tiba-tiba merasakan sesuatu memegang tangannya. Kemudian dia merasakan suatu sengatan energi memasuki lengannya ke dalam perutnya dengan kekuatan yang begitu rupa sehingga membuatnya rebah ke belakang. Dia merasa seakan-akan sebuah bola api berada di dalam perutnya yang mendesak ke atas dadanya dan dia mulai berbicara dalam bahasa lidah. Dia bersukacita dan pulang ke rumah sambil berpikir bahwa dia telah dibaptis oleh Roh Kudus. Sayangnya, Ron telah membuat kondisi untuk menerima roh-roh jahat dengan mengosongkan pikirannya dan menyerahkan kendali atas tubuhnya.

Segera setelah pulang dari camp, seseorang memberi Ron sebuah buku tentang bagaimana mendengar Tuhan berbicara dengan Anda. Buku ini mengajarkan bahwa seorang Kristen harus mengosongkan pikirannya atau menjernihkan benaknya dari semua pikiran dan menunggu Tuhan dengan tenang sehingga Roh Kudus dapat berbicara kepada mereka. Hal ini, tentu saja, suatu kesalahan mutlak, tetapi Ron menerimanya sebagai kebenaran karena dengan cara seperti itulah dia mulai berbicara dalam bahasa lidah di kamp dulu. Saat Ron mempraktikkan cara itu, dia belajar untuk mengosongkan pikirannya dengan cepat dan mengalami ekstasi emosional berulang kali yang dia tafsirkan sebagai pengalaman hadirat Tuhan. Melalui saat-saat meditasi ini, Ron memperolah tiga roh pembimbing. Menurut Anda, bagaimana mereka menyebut diri mereka sendiri? "Bapa, Putra dan Roh Kudus" tentu saja. Nama apa lagi yang akan dipakai roh-roh jahat itu untuk menyebut diri mereka sendiri kepada orang Kristen kecuali ketiga nama itu? Tentu saja Ron tidak menyadari bahwa ketiga roh itu adalah roh-roh jahat yang membimbingnya. Dia mengira dia sedang mendengar suara Tuhan. Dia telah lama bercakap-cakap dengan "tuhan" dan menerima banyak petunjuk dari roh-roh itu. Meskipun begitu, Ron seharusnya menyadari bahwa dia tidak mendengar dari Tuhan yang benar ketika roh-roh itu mulai membimbingnya ke arah dosa. Mereka memberitahu Ron bahwa dia "khusus" dan memutar-balikkan dan membelokkan Kitab Suci untuk melakukan semua macam dosa yang secara langsung bertentangan dengan perintah Allah.

Ron masuk ke universitas Kristen dan kemudian mengikuti Sekolah Alkitab. Ketika dia kuliah, ketiga roh pembimbing tersebut dengan segera menuntunnya ke arah pornografi, hubungan seksual berganti-ganti pasangan, dan akhirnya homoseksual.

Ron menyelesaikan kuliahnya danmenjadi seorang pembantu pendeta di sebuah gereja karismatik besar di Texas. Dia adalah pendeta kaum muda. Ketika berada di gereja ini, dia terlibat dalam inner healing dengan memakai visualisasi dan gambar tuntunan. Karena kemampuannya untuk mengosongkan pikirannya dan berhubungan dengan dunia roh, dia menjadi pakar di dalam teknik-teknik ini dan sangat sibuk diminta untuk menjadi staff konselor di gereja. Dia secara mantap mulai menarik makin banyak saja laki-laki muda ke dalam pengalaman homoseksual. Kelakuannya ini secara terus-menerus dibenarkan oleh ketiga roh pembimbingnya.

Setelah sekitar tiga tahun melayani sebagai pendeta kaum muda. Allah, di dalam anugerah-Nya mulai bekerja di dalam kehidupan Ron. Seorang saudara Kristen datang ke gereja Ron dan menantangnya, memberitahunya bahwa pengalamannya di dunia roh bukan berasal dari Allah. Ron terkejut dan tidak dapat menerima kemungkinan bahwa dia telah ditipu selama ini. Kemudian, sebagai akibat tantangan saudara ini, Ron mulai yakin bahwa perilaku homoseksualnya adalah dosa. Dia memutuskan untuk berjalan lurus dan menikah. Ron mulai berpacaran dengan seorang perempuan yang juga merupakan seorang staff konselor di gereja. Meskipun demikian, gadis ini adalah seorang tukang sihir. Dia ingin menikahi Ron dan mulai membawa Ron ke dalam kendalinya. Ron ketakutan ketika dia menyadari bahwa gadis ini mengendalikan seluruh hidupnya. Dia mencoba untuk memutuskan hubungan mereka dan ketika itulah masalah timbul. Setiap kali Rob secara fisik tidak berdekatan dengan gadis itu, dia mengalami sakit perut yang luar biasa. Dia dengan cepat sampai pada suatu titik, tempat dia tidak lagi dapat membaca Alkitab sama sekali. Dia tidak juga dapat berdoa, kecuali di dalam bahasa lidah. Karena merasa ketakutan dan tertekan, Ron lari. Dia menghentikan pekerjaannya sebagai pembantu pendeta di gereja itu dan pergi ke arah utara ke negara bagian lain untuk mencari pertolongan agar terbebas dari mantera yang ditempatkan tukang sihir itu kepadanya. Dia pergi dari satu gereja ke gereja lain selama satu tahun tanpa pertolongan. Pada saat itulah dia datang kepada kami.

Kami berbicara kepada Ron dengan ekstensif untuk membuat daftar pintu-pintu masuk yang telah dia buat. Ron mengalami kesukaran besar dalam menerima fakta bahwa ketiga roh yang dia dengar secara teratur itu sesungguhnya roh-roh jahat pembimbing. Kami menunjukkan kepadanya dari Kitab Suci bahwa roh-roh ini menunjukkan sifat mereka dengan fakta bahwa mereka telah membimbing Ron ke dalam bermacam dosa seksual. Untuk pertama kalinya, Ron harus berhadapan langsung dengan fakta bahwa Allah tidak membuat perkecualian atas perintah-perintahNya seperti yang roh-roh pembimbing itu katakan kepada Ron.

Ron secara khusus ragu-ragu untuk menyerahkan bahasa lidah yang telah dia kuasai. Dia berargumentasi bahwa satu-satunya cara dia dapat berdoa adalah dengan bahasa lidah. Hal itu saja membuktikan bahwa bahasa lidahnya bukan berasal dari Roh Kudus. Roh-roh jahat telah begitu mengikat Ron sehingga dia secara harfiah tidak dapat berdoa dalam bahasa Inggris. Dia hanya dapat melakukannya di bawah kendali roh jahat di dalam bahasa lidah yang berasal dari roh jahat juga.

Kami menghabiskan waktu beberapa jam bersama Ron untuk menolongnya berdoa melalui semua pintu masuk untuk bertobat dan menutup pintu-pintu masuk itu serta memerintahkan roh-roh jahat itu untuk keluar. Saat Ron berdoa, Tuhan melakukan suatu karya yang menakjubkan dan dengan mantap menunjukkan kepadanya lebih banyak dosa yang telah dia lupakan dan tidak dia ceritakan kepada kami. Setelah Ron menutup setiap pintu masuk secara individu, dia juga membersihkan roh-roh jahat dan memisahkan antara jiwa dan roh, jiwa dan tubuh seperti yang aku gambarkan di dalam kasus #1. Setelah semuanya selesai, kami semua kelelahan.

Kami menghembuskan napas lega dan duduk di lantai dengan bersandar pada kursi tempat kami berlutut. "Wow, Ron," ujarku, "Roh Kudus sungguh-sungguh berkarya dengan indah di dalammu. Tidakkah menakjubkan bagaimana Dia menunjukkan kepadamu bidang-bidang yang engkau lupa ceritakan kepada kami?"

Ron menggeleng-gelengkan kepalanya dan berkata, "Ya, aku kira begitu, aku kira tidak ada yang terjadi."

"Apa maksudmu?" tanyaku.

"Yang aku maksudkan, aku tidak mengira roh-roh jahat itu pergi karena aku tidak merasakan apa-apa."

Hanya karena anugerah Tuhan belaka yang membuatku tidak memuntir leher Ron di tempat itu juga. Hari sudah larut malam dan kami semua sudah menghabiskan waktu lima jam yang melelahkan bersamanya, dan dia tidak mengira sesuatu terjadi karena dia tidak MERASAKAN apa-apa! Inilah contoh yang amat bagus tentang perangkap yang membuat ribuan orang Kristen terjerumus ke dalamnya. Jika mereka tidak merasakan sesuatu, mereka mengira tidak ada apa-apa yang terjadi!



TIDAK ADA PERASAAN DI DALAM IMAN!

TINDAK LANJUT:

Ron mengalami tahun yang amat sulit setelah dilayani pelepasan. Dia terus-menerus menuntut pahala emosional, dan merasa bahwa Tuhan tidak tertarik berhubungan dengannya karena Dia tidak memberi Ron perasaan yang dia inginkan. Ron juga terus-menerus mengalami sakit perut meskipun tidak parah. Aku memberitahunya bahwa- roh-roh jahat dapat dan akan menciptakan gejala-gejala yang sama dari luar maupun dari dalam. Aku mendorongnya untuk memeriksakan tubuhnya secara medis. Dia melakukannyas. Dokter itu tidak mampu menemukan adanya sesuatu yang salah dengan tubuhnya. Pendeta yang menolongku bersama Ron terus membimbingnya dan akhirnya Ron menjadi anggota sebuah gereja Kristen yang baik. Aku mendorong Ron untuk menghabiskan banyak waktu untuk belajar Alkitab dan menghafalkannya. Aku juga mengkonselingnya untuk minta Tuhan berbicara kepadanya HANYA melalui Kitab Suci selama periode waktu tertentu karena Ron dulu biasa berkomunikasi dengan roh-roh jahat.

Tahun itu merupakan tahun yang berat bagi Ron, tetapi Ron mulai bertumbuh secara rohani dan berjalan dengan iman. Dia mengalami kebebasan untuk berdoa setelah dilayani pelepasan dan dapat membaca Alkitabnya tanpa kesukaran. Dia memperoleh sebuah pekerjaan sekular dan mendisiplin hidupnya. Aku kehilangan kontak dengannya selama satu tahun, tetapi pada saat itu sakit perutnya hilang dan dia terus bertumbuh di dalam Tuhan.

Hatiku sedih saat aku melihat begitu besar kerusakan yang telah dilakukan melalui ajaran yang salah kepada orang-orang muda yang dibakar semangatnya untuk melayani Tuhan. Ada berapa banyak Ron di gereja-gereja kita saat ini? Aku kira kita akan terkejut jika kita mengetahui jumlahnya. Betapa hal ini mendukakan hati Tuhan kita. Aku tidak dapat cukup memuji Tuhan atas kesabaran dan karunia-Nya yang luar biasa di dalam hidup kita dan hidup orang-orang seperti Ron. Sunggguh, Yesus datang untuk membebaskan orang-orang yang terbelenggu!



Dikutip dari buku "Menjadi bejana kemuliaan Allah" oleh Rebecca Brown M.D

Untuk mendapatkan Ebooknya gratis, klik link ini: lalu klik download di sisi kiri atas. Kemudian Anda akan diminta mengupload dokumen apapun untuk dapat mengunduhnya. Upload-lah dokumen yang kecil saja, kemudian link unduh akan segera muncul.
Baca Selengkapnya...

Rabu, 01 Agustus 2012

Kontroversi Chick-fil-A: Antara iman dan ekonomi

Di kalangan orang Kristen, pilihan ekonomi tak jarang dibuat tanpa pertimbangan keimanan. Namun dengan kontroversi Chick-fil-A, sebuah jaringan-restoran mirip KFC, banyak orang semakin sadar bahwa tindakan ekonomi dan iman adalah dua hal yang berkaitan.

USA -- Dua minggu yang lalu, pelaksana harian direktur utama Chick-fil-A, Dan Cathy, menyatakan bahwa restoran yang menyajikan burger ayam ini akan tetap menjunjung nilai-nilai kristiani termasuk pemahamannya tentang keluarga. Di Amerika Serikat, negara adidaya yang saat ini sedang berada di persimpangan jalan antara meniru Eropa Barat yang telah dikuasai oleh sekularisme atau kembali ke fondasi Kekristenan, tidak dapat tidak pernyataan semacam itu mengundang reaksi pro maupun kontra.

Organisasi-organisasi pro-homoseksualisme yang didukung oleh perusahaan-perusahaan besar seperti Ford (mobil), Hewlett-Packard (komputer), Kodak (kamera), Coca-cola (minuman), Nike (sepatu), Starbucks (rumah kopi), Oreo (biskuit), dan sederet merk terkenal lainnya (lihat di sini), termasuk Levi's (jeans) dan Google.com (Internet), langsung menyerukan boikot terhadap Chick-fil-A.

“Eat chikin' no more,” (berhenti makan ayam) ungkap mereka. Chikin' adalah pelesetan dari kata Bahasa Inggris chicken (ayam) yang digunakan dalam iklan milik Chick-fil-A.

Dua walikota, yaitu Chicago dan Boston, telah mengatakan akan menolak restoran yang tidak beroperasi pada hari Minggu itu untuk dibuka di kota mereka.

“Nilai-nilai Chick-fil-A tidak sesuai dengan nilai-nilai kota Chicago,” demikian ungkap Rahm Emanuel, walikota Chicago, seperti dilansir Sun Times.

Ketua Penasihat Umum gereja The Assemblies of God, George Wood, menanyakan serangkaian pertanyaan sebagai respon terhadap ungkapan walikota Chicago yang merupakan tim kampanye Obama ini:

“Apakah Anda mengatakan bahwa umat Katolik tidak di-welcome di Chicago karena mereka tidak mengikuti 'nilai-nilai Chicago'? Bahwa umat Kristen Injili tidak di-welcome? Demikian dengan umat Muslim? Dengan umat Yahudi Ortodoks?

“Bahwa mereka yang keyakinan agamanya menyatakan bahwa pernikahan adalah antara seorang laki-laki dan seorang perempuan tidak punya 'nilai-nilai Chicago' sehingga dengan demikian tidak termasuk komunitas Anda? Apakah Anda bermaksud mendiskriminasi masyarakat beragama? Apakah Anda bermaksud memarginalisasi mereka? Apakah Anda, menurut pandangan Anda sendiri, sedang bersikap intoleran terhadap masyarakat beragama?” demikian dikutip charismanews.

Dalam laporan Sun Times, Rahn Emanuel, mempertahankan pernyataannya tersebut dan menolak meminta maaf. Hanya Thomas Menino, walikota Boston, yang kemudian menarik kata-katanya: “Mundur dari rencana kalian untuk memiliki lokasi di Boston,” ungkapnya seperti dikutip yahoonews.



Pernyataan Mike Huckabee

Menanggapi serangan pedas dari homoseksualis militan ini, Mike Huckabee, mantan gubernur Arkansas dan juga seorang penulis best-selling untuk NY-Times, mengeluarkan sebuah pernyataan yang mengatakan:

“Keluarga Cathy, yang dipimpin oleh pendiri Chick-fil-A, Truett Cathy, adalah keluarga Kristen luar biasa yang berkomitmen untuk mengoperasikan perusahaannya menurut prinsip-prinsip alkitabiah dan yang ceritanya adalah benar-benar sebuah kisah sukses di Amerika. Dimulai pada usia 46, Truett Cathy membangun Chick-fil-A menjadi perusahaan beromset $4 milyar pertahun dengan lebih dari 1.600 cabang. Pada usia 91, dia masih aktif di perusahaannya, tapi anaknya Dan adalah pelaksana harian direktur utama perusahaan. Ini adalah kisah Amerika yang hebat yang dikotori oleh ungkapan kebencian dan fanatisme intoleran dari pihak kiri.

"Perusahaan Chick-fil-A menolak untuk beroperasi pada hari Minggu supaya karyawan mereka dapat pergi ke gereja jika mereka menginginkannya. Meskipun mal, bandara dan dunia usaha menekan perusahaan untuk buka pada hari Minggu, keputusan ini dipertahankan. Mereka memperlakukan pelanggan dan karyawan dengan rasa hormat dan penghargaan.

"Pendukung homoseksual militan telah meluncurkan serangan terhadap Dan Cathy dan Chick-fil-A, mendorong pemboikotan karena keluarga Cathy telah memberikan kontribusi terhadap organisasi yang mendukung pernikahan menurut tradisi. Upaya untuk menyakiti atau menghancurkan Chick-fil-A tidak kurang dari sebuah pengancaman ekonomi.

"Mengatas-namakan 'toleransi', ada upaya dilakukan untuk menekan orang-orang supaya berhenti makan di Chick-fil-A. Lebih buruk lagi adalah upaya menjelek-jelekan perusahaan dan karyawannya. Pandangan Kristen yang dimiliki Dan Cathy telah disikapi dengan sikap intoleransi dan ungkapan kebencian yang kejam.”

Lebih jauh Huckabee, sambil menekankan bahwa pihak perusahaan maupun keluarga pemilik tidak berkaitan apa-apa dengan pernyataannya ini, mengajak masyarakat untuk makan di Chick-fil-A sebagai bentuk dukungan bagi “sebuah bisnis yang beroperasi atas dasar prinsip-prinsip Kristen dengan pemimpin yang berani mengambil sikap untuk mempertahankan nilai-nilai kesalehan.” Ia mengajak untuk makan di Chick-fil-A pada hari Rabu 1 Agustus.

“Terlalu sering, mereka yang berhaluan kiri membuat pernyataan bersama untuk mendukung 'pernikahan' sesama jenis, pembunuhan bayi (aborsi) atau ketidak-senonohan, tetapi jika orang-orang Kristen menegaskan nilai-nilai sesuai tradisi [Kekristenan], kita dikatakan 'homofobia', fundamentalis, pembenci, dan intoleran,” ungkapnya dalam pernyataan itu.



Penyebaran doktrin homoseksualisme

Sementara itu, upaya untuk mempengaruhi opini masyarakat di Asia, Afrika, dan di belahan dunia lainnya terus dilakukan lewat media-media atau 'LSM-LSM' yang berhaluan sama atau yang telah dibeli oleh gerakan sistematik homoseksualisme yang tak hanya ditunjang dana yang besar tapi juga kekuatan politik. Tak kurang dari administrasi pemerintah Inggris dan Amerika saat ini yang telah menyatakan bahwa bantuan luar negeri mereka turut ditentukan oleh penerimaan atas hubungan sesama jenis.

Militansi gerakan homoseksualisme tak hanya menguatirkan masyarakat beragama, tetapi juga para homoseks sendiri. Senator Ted Lieu baru-baru ini mengusulkan sebuah RUU di senat negara bagian California, USA, yang didalamnya dicantumkan: “Tidak boleh dalam situasi apapun penyedia perawatan kesehatan mental melibatkan diri dalam upaya merubah orientasi seksual dari pasien umur 18 tahun ke bawah, sekalipun dengan persetujuan pasien, orangtua pasien, penjaganya, walinya, atau orang lain untuk menempuh upaya itu.” (Lihat selengkapnya di sini.)

Marisa Lobo, seorang psikolog, menentang kebijakan seperti ini di Brazil. Lobo melihat bahwa larangan untuk melakukan terapi reparatif bagi yang memiliki ketertarikan pada sesama jenis “melanggar kebebasan pribadi seorang pasien” dan sebagai seorang ahli jiwa ia harus “mendengar penderitaan psikologi” ketika seorang homoseks ingin merubah orientasi seksualnya. Saat ini terapi ini dilarang oleh Federal Council of Pscyhology (CFP) Brazil. Pernyataannya telah menuai kritik dari organisasi ini, dan Lobo sendiri beresiko kehilangan ijin prakteknya. (Lihat selengkapnya di sini.)

Topik tentang homoseks telah mengganggu pikiran banyak orang Kristen pada akhir-akhir ini. Pada kenyataannya hal ini adalah kenyataan hidup yang harus disikapi dengan bijaksana dan terlebih lagi, dengan belas kasih. Gereja perlu menjadi “tempat utama di mana orang beriman mencari dukungan, penghiburan dan pemuridan seiring mereka membuat keputusan untuk hidup menurut prinsip-prinsip Kristen.”

Ungkapan organanisasi Exodus dapat menjadi titik refleksi bagi gereja yang berusaha untuk mengikuti Kepalanya, yaitu Yesus Kristus. “Kami percaya mengenai padangan yang berpusat pada Injil, maksudnya bahwa semua orang, tanpa peduli akan pergumulan pribadi masing-masing, dapat mengalami pembebasan dari kuasa dosa lewat hubungan dengan Yesus Kristus setiap hari, komitmen terhadap firman Tuhan, dan dengan menjadi bagian dari sebuah komunitas orang percaya yang bersemangat, terbuka, dan relasional yang terdapat di gereja setempat.”

Umat Kristen saat ini diperhadapkan dengan situasi dunia yang semakin tak bersahabat, sekaligus menempatkan kita pada pilihan-pilihan yang menuntut sikap etis kristiani. Pergunakanlah hikmat dari Allah dalam setiap tindakan iman kita, baik dalam ekonomi, politik, bahkan seluruh kehidupan kita dengan berlandaskan iman, pengharapan, dan kasih, serta dengan mengingat pesan firman: "Jikalau dunia membenci kamu, ingatlah bahwa ia telah lebih dahulu membenci Aku dari pada kamu... (Yohanes 15:18). Semuanya itu Kukatakan kepadamu, supaya kamu beroleh damai sejahtera dalam Aku. Dalam dunia kamu menderita penganiayaan, tetapi kuatkanlah hatimu, Aku telah mengalahkan dunia" (Yohanes 16:33).



Sumber: menarapenjaga.blogspot.com
Baca Selengkapnya...