googleb2757ebb443295f5 Kebenaran Kristiani: YANG KACUNG SIAPA COBA: KITA ATAU TUHAN ?

Kamis, 16 Oktober 2014

YANG KACUNG SIAPA COBA: KITA ATAU TUHAN ?

Ada seorang majikan yang kaya mencari pembantu rumah tangga di pelosok desa. Akhirnya ia mendapatkannya dengan membayar sejumlah uang kompensasi kepada keluarga besarnya yang lumayan besar dengan maksud agar setelah bekerja pembantu tersebut sanggup melakukan semua yang majikan kehendaki. Tiba saatnya pembantu tersebut mulai bekerja namun belum mulai bekerja ternyata ia malah menuntut haknya sedemikian rupa terhadap majikannya :

"Nyah...tolong bon dulu separo gaji buat beli perlengkapan kosmetik",
"Nyah...tolong kasur di tempat tidur saya diganti yang lebih besar...",
"Nyah...tolong makanan saya diganti ya karena tidak cocok dengan selera saya...",
"Nyah...tolong kamar tidur saya dipindah ya karena yang ini terlalu sempit..."
"Nyah...tolong ini....tolong itu...."


Kita mungkin menertawakan kelakuan PRT tersebut, namun sudah lupakah kita bahwa sering tanpa sadar itulah cerminan sikap kita terhadap Tuhan Yesus yang telah menebus dan membeli hidup kita lunas dari hukum dosa dan hukum maut. Ia menebus dengan maksud supaya kita bisa dimiliki oleh-Nya sepenuhnya agar bisa diubah sesuai kehendak-Nya.

Jangankan melakukan kehendak Yang Menebus hidup kita, jika mengerti kehendak-Nya saja tidak. Jangankan mengerti, jika membaca dan menggali Alkitab saja tidak serius dilakukan. Sikap kekurangajaran terhadap Tuhan sesungguhnya tidak bisa ditolerir. Apabila sekarang kita anggap zaman anugerah merupakan zaman dimana anugerah Tuhan melimpah-limpah sehingga kita asumsikan bahwa Tuhan terlihat seperti diam saja atau seolah-olah mentolerir semua tindakan manusia maka hal itu sebenarnya tidaklah demikian.

Zaman anugerah malahan mengerikan sebenarnya karena Tuhan akan sering terlihat seperti diam seribu bahasa. Orang berkelakuan moral bejat bisa tetap eksis dalam pelayanan, semuanya berjalan dengan baik tanpa seorang pun tahu, dan ybs tetap kelihatannya diberkati dan dipakai Tuhan secara luar biasa pula, bahkan dalam nubuat, mujizat dan mengusir roh-roh jahat. Hal ini sangat mengerikan. Sebab itu Tuhan Yesus baru berterus terang ketika Ia datang sebagai hakim yang adil (Mat 7:21-23). Meski demikian bukan berarti sekarang 100% Tuhan bungkam karena kalau kita mau kita bisa mengintip Rapor bayangan kita apakah merah atau tidak?

Dengan menggali dan mengerti firman Kebenaran kita diijinkan mengintip rapor kita. Tuhan mengijinkan meminjamkan kacamata-Nya untuk meneropong hidup kita. Masalahnya hal ini tidak bisa dilakukan sambil lalu atau sebagai suplemen hidup saja. Kekristenan bukan suplemen atau sampingan, melainkan harus menyita seluruh aspek hidup kita. Usaha untuk mengerti kebenaran harus menyita seluruh hidup kita, jika tidak, kita takkan pernah bisa mengintip rapor bayangan Tuhan atas hidup kita. Jangan salahkan Tuhan jika nanti kita berakhir di kegelapan yang paling gelap dimana hanya dapat digambarkan dengan ratapan dan kertak gigi.

2Pet 2:9 maka nyata, bahwa Tuhan tahu menyelamatkan orang-orang saleh dari pencobaan dan tahu menyimpan orang-orang jahat untuk disiksa pada hari penghakiman,

Jadi yang penting adalah melakukan tanggung jawab kita untuk mengerti dan melakukan kehendak Sang Tuan Pemilik hidup kita. Bukan minta tolong ini dan tolong itu yang menjadi fokus hidup karena kalau minta tolong tanpa landasan pikiran yang benar malah berpotensi meledek dan melecehkan Sang Tuan karena tanpa sadar kita menyamakannya sebagai "tukang ini dan tukang itu", tukang menolong atau tukang menjaga...atau kita sejajarkan Tuhan atau perlakukan Tuhan dengan mekanisme seperti orang berurusan dengan dukun.

Tidak usah diminta pun Tuhan akan menolong dan menjaga hidup kita, bahkan lebih dari yang kita minta dan pikirkan, asalkan hidup kita berkenan kepada Majikan kita. Jadi hal ini tidak perlu dipersoalkan. Yang benar-benar perlu dipersoalkan adalah : Apakah kita mengerti dan melakukan kehendak Majikan Agung kita? Itu saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan menuliskan komentar Anda. Kami akan segera menanggapinya. Terimakasih, Tuhan memberkati.