Selasa, 14 Oktober 2014
PAKAIAN PESTA
Mat 22:1 Lalu Yesus berbicara pula dalam perumpamaan kepada mereka:
Mat 22:2 "Hal Kerajaan Sorga seumpama seorang raja, yang mengadakan perjamuan kawin untuk anaknya.
Mat 22:3 Ia menyuruh hamba-hambanya memanggil orang-orang yang telah diundang ke perjamuan kawin itu, tetapi orang-orang itu tidak mau datang.
Mat 22:4 Ia menyuruh pula hamba-hamba lain, pesannya: Katakanlah kepada orang-orang yang diundang itu: Sesungguhnya hidangan, telah kusediakan, lembu-lembu jantan dan ternak piaraanku telah disembelih; semuanya telah tersedia, datanglah ke perjamuan kawin ini.
Mat 22:5 Tetapi orang-orang yang diundang itu tidak mengindahkannya; ada yang pergi ke ladangnya, ada yang pergi mengurus usahanya,
Mat 22:6 dan yang lain menangkap hamba-hambanya itu, menyiksanya dan membunuhnya.
Mat 22:7 Maka murkalah raja itu, lalu menyuruh pasukannya ke sana untuk membinasakan pembunuh-pembunuh itu dan membakar kota mereka.
Mat 22:8 Sesudah itu ia berkata kepada hamba-hambanya: Perjamuan kawin telah tersedia, tetapi orang-orang yang diundang tadi tidak layak untuk itu.
Mat 22:9 Sebab itu pergilah ke persimpangan-persimpangan jalan dan undanglah setiap orang yang kamu jumpai di sana ke perjamuan kawin itu.
Mat 22:10 Maka pergilah hamba-hamba itu dan mereka mengumpulkan semua orang yang dijumpainya di jalan-jalan, orang-orang jahat dan orang-orang baik, sehingga penuhlah ruangan perjamuan kawin itu dengan tamu.
Mat 22:11 Ketika raja itu masuk untuk bertemu dengan tamu-tamu itu, ia melihat seorang yang tidak berpakaian pesta.
Mat 22:12 Ia berkata kepadanya: Hai saudara, bagaimana engkau masuk ke mari dengan tidak mengenakan pakaian pesta? Tetapi orang itu diam saja.
Mat 22:13 Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.
Mat 22:14 Sebab banyak yang dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih."
DALAM Perjanjian Baru Tuhan mengemukakan kisah mengenai seorang raja yang mengadakan pesta perjamuan (Mat. 22:1-14). Hal ini merupakan ilustrasi yang memuat pelajaran rohani yang sangat berharga. Raja tersebut mengundang tamu-tamu khususnya, tetapi tamu-tamu khususnya tidak menghargainya, bahkan membunuh dan menyiksa utusan-utusannya. Kemudian Raja tersebut memerintahkan hamba-hambanya mengundang siapa saja yang ditemui di jalan-jalan untuk datang ke pestanya.
Ketika Raja yang mengadakan pesta melihat ada tamu yang tidak memakai pakaian pesta, Raja itu mengusirnya dengan tegas. Orang yang tidak mengenakan pakaian pesta bukanlah termasuk orang-orang jahat yang membunuh dan menyiksa utusan-utusan Raja, tamu tersebut juga sudah menghargai undangan Raja dengan datang ke pesta itu. Tetapi ternyata untuk memenuhi undangan tersebut bersyarat.
Barangkali tamu yang tidak memakai pakaian pesta berpikir bahwa Raja itu sangat baik dan pemurah, lagi pula ia sudah memenuhi undangan, pasti dirinya diterima. Tetapi ternyata tidak. Ia salah duga, karena tidak mengerti “aturan mainnya”. Aturan mainnya bukan dibuat oleh si tamu tetapi yang mengundang. Berarti tamu tersebut tidak mengenal Raja yang sangat memperhatikan tata krama atau kesantunan. Karena kebodohan ini tamu tersebut ditolak.
Di akhir perumpamaan ini Tuhan Yesus tegas sekali menyatakan bahwa banyak yang dipanggil tetapi sedikit yang dipilih (Mat. 22:14). Pemilihan ini bukan berdasarkan kedaulatan Sang Raja, tetapi berdasarkan aturan yang sudah ada, bahwa tamu yang hadir dalam pesta haruslah mengenakan pakaian pesta yang pantas. Untuk ini masing-masing tamu undangan harus mempersiapkan diri. Ternyata untuk bisa masuk ke dalam pesta diperlukan respon yang sungguh-sungguh dan kontinyu dari para tamu undangan, sampai mereka mendapatkan dan mengenakan baju pesta mereka sendiri.
Raja tersebut tidak menyediakan pakaian pesta untuk tamu undangannya. Kalau Raja itu menyediakan pakaian pesta untuk tamu undangannya betapa jahatnya dia, ia tidak menyediakan pakaian pesta untuk tamu-tamu tertentu lalu ia mengusir orang yang tidak diberi pakaian pesta. Tentu Tuhan tidak demikian. Masing-masing orang percaya yang mendapat panggilan untuk menghadiri “pesta Anak Domba Allah”, yaitu pertemuan dengan Tuhan di Kerajaan-Nya.
Setiap orang percaya harus mengusahakan kesucian hidup sebagai pakaian pesta di Kerajaan Sorga. Hal ini adalah sesuatu yang sangat mutlak yang harus diusahakan lebih dari mengusahakan segala sesuatu. Usaha ini harus dilakukan terus menerus tak kenal siang dan malam sampai seseorang menutup mata.
Apabila kita tidak mengenakan pakaian pesta, yaitu kesucian hidup atau komitmen serius untuk menjadi serupa dengan Yesus Kristus maka kita sudah pasti akan dibuang ke kegelapan paling dalam, dimana yang ada hanyalah ratap penyesalan dan kertak gigi.
Mat 22:13 Lalu kata raja itu kepada hamba-hambanya: Ikatlah kaki dan tangannya dan campakkanlah orang itu ke dalam kegelapan yang paling gelap, di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi.
Hal ini paralel atau sejajar dengan kebenaran yang diungkapkan Tuhan Yesus di dalam Matius 7:21-23 :
Mat 7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Mat 7:22 Pada hari terakhir banyak orang akan berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan, bukankah kami bernubuat demi nama-Mu, dan mengusir setan demi nama-Mu, dan mengadakan banyak mujizat demi nama-Mu juga?
Mat 7:23 Pada waktu itulah Aku akan berterus terang kepada mereka dan berkata: Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari pada-Ku, kamu sekalian pembuat kejahatan!"
Kalau kita tidak merasa takut dan gentar dengan kebenaran yang dikumandangkan Tuhan Yesus ini, maka ada kemungkinan kita selama ini telah mendengar Injil yang tidak orisinil, yang hanya menyebabkan bertambahnya kebebalan dan ketulian rohani kita. Injil yang orisinil (utuh/asli) bukan saja memberi kita fasilitas-anugerah (Penebusan, Roh Kudus, Injil dan penggarapan Bapa), namun Injil yang orisinil pasti akan berdampak menarik, menyandra, menantang dan menawan kita untuk berkomitmen mengerjakan fasilitas-anugerah tersebut sampai tuntas, yaitu sampai gambar dan rupa Allah Anak menjadi nyata di dalam kita.
1Co 9:27 Tetapi aku melatih tubuhku dan menguasainya seluruhnya, supaya sesudah memberitakan Injil kepada orang lain, jangan aku sendiri DITOLAK. (Paulus takut ditolak atau dianggap tidak berguna sehingga akhirnya dibuang / dicampakkan oleh Tuhan)
Php_2:12 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa TAAT; karena itu TETAPLAH KERJAKAN keselamatanmu dengan TAKUT dan GENTAR, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir.
1Pe 1:15 tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu SAMA SEPERTI Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu,
1Pe 1:16 sebab ada tertulis: Kuduslah kamu, sebab Aku kudus.
1Pe 1:17 Dan jika kamu menyebut-Nya Bapa, yaitu Dia yang tanpa memandang muka menghakimi semua orang menurut perbuatannya, maka hendaklah kamu HIDUP DALAM KETAKUTAN selama kamu menumpang di dunia ini.
Tuhan memberkati !
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan menuliskan komentar Anda. Kami akan segera menanggapinya. Terimakasih, Tuhan memberkati.