Jakarta Buku ajar 'Pendidikan Lingkungan Budaya Jakarta' untuk kelas 2 SD menceritakan tentang perebutan harta dan istri simpanan. Materi ini dinilai ngawur sekaligus sebagai gambaran bahwa penulis buku anak-anak yang bermutu di Indonesia langka.
"Tidak mudah menemukan buku anak-anak yang baik. Paling-paling didominasi buku asing, buku Indonesia," jelas Direktur Institute for Education Reform (IER) Universitas Paramadina, Utomo Dananjaya, ketika berbincang dengan detikcom, Kamis (12/4/2012).
Hal itu merupakan pengalamannya ketika berjalan-jalan ke toko buku setiap bulan. Mengenai buku ajar, lembaganya pernah melakukan riset 5 tahun lalu terhadap buku-buku ajar. Hasilnya, kebanyakan buku ajar itu kurang bermutu.
"Ada buku tentang olahraga, pendidikan jasmani yang intinya menganjurkan bahwa anak-anak perempuan SD jangan dekat-dekat dengan laki-laki nanti bisa hamil. Itu kan tidak cocok untuk anak. Ada juga buku SD kelas 1, bacaan teks 3 halaman, yang mengarang profesor. Lah anak kelas 1 SD kan baru belajar membaca. Harusnya ya beberapa kalimat saja, seperti 'aku dan lingkunganku', 'aku dan sekolahku'," jelas Utomo.
Serba Kurang
Lolosnya buku-buku ajar semacam ini, menurut Utomo, akibat kurangnya perhatian pada pendidikan di Indonesia.
"Kurang perhatian pada pendidikan kita, pada teknis pendidikan serba kurang, kurang sarananya, kurang jumlah gurunya, kurang pendidikan gurunya. Kurikulum sudah berubah, namun belum sampai pada pendidikan guru," jelas Utomo.
Bukannya anggaran pendidikan dalam APBN mencapai 20 persen?
"Itu pun salah juga, APBN 20 persen itu dipakai 19 kementerian, yang dipakai Kemendiknas hanya 5 persen. Dari sekitar Rp 203 triliun, 80 triliun yang dipakai Kemendiknas, hampir seperempatnya. Kemenag Rp 23 triliun, sisanya berbagai macam departemen dan lembaga dari kementerian lain. Kan segala macam pendidikan yang dikelola siapa saja di bawah Kementerian. Dalam hal anak-anak dan guru, serta sekolah nggak sampai setengahnya," jelas dia.
Kisah 'Bang Maman dari Kali Pasir' termuat dalam buku Pendidikan Lingkungan Budaya Jakarta terbitan PT Media Kreasi. Buku itu menjadi pegangan di sekolah SD Angkasa kelas 2, Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur. Buku itu harus dibeli secara paket di sekolah oleh siswa.
Dalam kisah itu diceritakan Bang Maman meminta seorang perempuan bernama Patme untuk mengaku-ngaku sebagai istri simpanan Salim. Tindakan itu dilakukan agar putri Bang Maman yang bernama Ijah, mau menceraikan Salim. Bang Maman ingin Ijah cerai dari Salim karena sang menantu sudah jatuh miskin.
Sumber: detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan menuliskan komentar Anda. Kami akan segera menanggapinya. Terimakasih, Tuhan memberkati.