Jakarta Inspektorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) akan mengkaji perlu tidaknya ada Lembar Kerja Siswa. Selain dianggap membebani orangtua siswa, LKS juga berada di luar wewenang Kementerian.
"Akan kita lihat (kehadiran LKS), karena itu kan membebani siswa," kata Irjen Kemendikbud, Haryono Umar, kepada detikcom, Jumat (13/4/2012).
Haryono mengakui, kehadiran LKS merupakan wewenang sekolah. Kementerian tidak selalu bisa memantau LKS ini.
"Mestinya guru atau kepala sekolah membaca lebih dulu, jadi jika ada permasalahan bisa segera diinformasikan ke Kadis," lanjut Haryono.
Buntut dari adanya tulisan Istri simpanan menyeruak dalam kisah 'Bang Maman dari Kali Pasir' yang terdapat di buku LKS Pendidikan Lingkungan Budaya Jakarta, Haryono menyarankan agar kopian setiap LKS nantinya bisa diserahkan ke dinas pendidikan setempat. Hal ini perlu dilakukan untuk mengontrol segala informasi yang nanti akan dijadikan pelajaran oleh siswa/i.
"Ini kan yang ketemu masalah susila, bisa saja nanti masalah ideologi teroris misalnya," tandasnya.
Kisah 'Bang Maman dari Kali Pasir' termuat dalam buku Pendidikan Lingkungan Budaya Jakarta terbitan PT Media Kreasi. Buku itu menjadi pegangan di sekolah SD Angkasa kelas 2, Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur. Buku itu harus dibeli secara paket di sekolah oleh siswa.
Dalam kisah itu diceritakan Bang Maman meminta seorang perempuan bernama Patme untuk mengaku-ngaku sebagai istri simpanan Salim. Tindakan itu dilakukan agar putri Bang Maman yang bernama Ijah, mau menceraikan Salim. Bang Maman ingin Ijah cerai dari Salim karena sang menantu sudah jatuh miskin.
Sumber: detik.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan menuliskan komentar Anda. Kami akan segera menanggapinya. Terimakasih, Tuhan memberkati.