googleb2757ebb443295f5 Kebenaran Kristiani: Dimuliakan di mata Allah

Minggu, 11 Maret 2012

Dimuliakan di mata Allah

Surat Pastoral  Minggu 11 Maret 2012.


Salah satu kebutuhan ego manusia yang terbesar adalah kebutuhan untuk dihormati, dipuji dan disanjung, karena itu menimbulkan rasa bangga, dan rasa bangga itulah yang memberi kepuasan bagi ego. Kebutuhan seperti ini sudah menjadi bagian yang melekat dalam natur manusia yang cemar dosa, sehingga hal ini sudah menjadi kondisi umum, dan dianggap biasa. Tapi falsafah yang satu ini sama sekali tidak berlaku dalam relasi orang percaya dengan Tuhan, bahkan ketika disisipkan secara tersamar ke dalam konteks pelayanan. 

Hari itu, dalam konteks yang paling tidak cocok, Yakobus dan Yohanes mengajukan permohonan untuk diberikan tempat yang terhormat bersama dari catatan Injil Matius dinyatakan, bahwa Ibu kedua saudara itu sendiri juga ikut mengajukan permintaan tersebut kepada Tuhan. Kebutuhan akan kebanggaan diri telah menutup telinga untuk mendengar apa yang Tuhan sedang sampaikan kepada mereka, dan ketika Tuhan menjawab memberi penjelasan atas permintaan mereka itu, reaksi murid-murid lainnya pun lebih bernuansa rasa iri daripada menunjukkan bahwa mereka lebih baik dari kedua bersaudara itu.

Dalam latar belakang seperti itulah Tuhan mengajarkan suatu prinsip penting, prinsip dasar bagi setiap orang yang mau mengikut dan melayani Dia. Bahwa penatalayanan dalam Kerajaan Allah tidak dikerjakan dengan paradigma dunia, tapi secara bertolak belakang dengan bercontoh pada teladan hidup dan pelayanan Tuhan Yesus sendiri. Dunia memerintah dengan kuasa yang didapat lewat jabatan, relasi politik, kekayaan atau apa saja yang mengandung kekuatan, siapa yang semakin banyak mempunyai faktor-faktor itu, akan menjadi semakin "besar". Tetapi dalam konteks Kerajaan Allah, berlaku prinsip yang sebaliknya; seorang pelayan yang besar adalah orang yang memiliki hati, mental dan semangat seorang hamba. Tanpa memiliki semua itu, kita pasti akan terjebak dalam pemuasan ego, dan bukan sungguh-sungguh melayani Dia. Mari kita melayani Dia dengan hati yang penuh sukacita dan semangat yang menyala-nyala, semua bagi kemuliaanNya, penuh dengan kerendahan hati dan hati yang rela dibentuk.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan menuliskan komentar Anda. Kami akan segera menanggapinya. Terimakasih, Tuhan memberkati.