googleb2757ebb443295f5 Kebenaran Kristiani: Pengharapan di Tengah Ketakutan

Sabtu, 17 Desember 2011

Pengharapan di Tengah Ketakutan

Bagaimanakah jika Anda lahir dan hidup di zaman bangsa Anda sedang mengalami peperangan dan penindasan bangsa asing? Di tengah ketakutan dan kekuatiran, mampukah Anda memiliki pengharapan yang kuat? Beberapa ratus tahun lalu, pada masa itu Israel sedang dijajah oleh Romawi. Kekuasaan sipil dipegang oleh raja Herodes, yang bertanggung jawab atas pembantaian bayi-bayi di Betlehem.
Praktik keagamaan dijalankan secara legalistik dan keras. Belum lagi perekonomian yang dibebani pajak dan disedot kekayaannya secara tidak adil, mengakibatkan sebagian besar penduduk menanggung ketakutan dan penderitaan. Harapan akan kedatangan Sang Mesias yang membebaskan dan mengembalikan kejayaan rakyat Israel seperti pada zaman Daud, sangat besar pada waktu itu.

MALAIKAT GABRIEL DAN MARIA

Di sebuah kota kecil Nazaret, utusan Tuhan malaikat Gabriel datang kepada Maria: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah. Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus." (Lukas 1:30-31). Maria terkejut dan berkata: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami?" (Lukas 1:34). Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atas-Mu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah." (Lukas 1:35). Mendengar berita tentang kelahiran Yesus, Maria percaya, meskipun rasanya tidak masuk akal. Maria percaya, walaupun menghadapi risiko dan ketakutan yang sangat besar. Di tengah pergumulan yang dialami, Maria tetap memiliki pengharapan. Pengharapan bahwa putra yang dikandungnya kelak akan menjadi Mesias bagi bangsanya, seperti nubuat Yesaya 9:5, ”Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai”. Penulis kitab Matius percaya bahwa Imanuel yang dinubuatkan oleh nabi Yesaya telah digenapi yaitu: kelahiran Yesus. Yesus lahir membawa pengharapan sejati.

PENGHARAPAN MENGHALAU KETAKUTAN

Peristiwa kelahiran Kristus di kota Betlehem atau peristiwa Natal ini merupakan perayaan yang penuh pengharapan. Di tengah pelbagai kesulitan yang tengah kita hadapi saat ini, Anda dan saya membutuhkan pengharapan. Sebagai orang percaya, pengharapan adalah ekspektasi yang teguh terhadap berkat Tuhan di masa yang akan datang (the confident expectation of the future blessing). Pengharapan adalah sesuatu yang luar biasa. Meski Anda tidak memiliki harta apapun, namun bila Anda memiliki pengharapan, Anda adalah orang yang sangat kaya. Dan jangan kuatir, harta, keberhasilan dan kebahagiaan sudah menanti di depan Anda. Namun jika Anda kehilangan pengharapan, maka harta sebanyak apapun tidak ada gunanya. Amsal 18:14 berkata, "Orang yang bersemangat dapat menanggung penderitaannya, tetapi siapa akan memulihkan semangat yang patah?". Bagaimana caranya untuk bisa bersemangat? Miliki pengharapan sejati dan kuat di dalam Kristus. Sesulit apapun hidup ini, Anda pasti bisa mengatasinya. Selain karena semangat yang akan menguatkan Anda, Yesus pun memberikan kekuatan, pengharapan dan kemampuan untuk menanggung segala sesuatu.

PILAR-PILAR KEKUATAN PENGHARAPAN

1. Karunia atau perkenan Tuhan (God’s favor). Dalam bulan yang ke-6, Allah menyuruh malaikat Gabriel pergi ke Nazaret, kepada seorang perawan yang bertunangan dengan Yusuf dari keluarga Daud; nama perawan itu Maria. Ketika malaikat itu masuk ke rumah Maria, ia berkata: "Salam, hai engkau yang dikaruniai, Tuhan menyertai engkau." (Lukas 1:26-29). Beroleh perkenan Tuhan berarti memperoleh penyertaan Tuhan. Berdoalah meminta penyertaan Tuhan di setiap langkah hidup Anda.

2. Kasih karunia Tuhan (God’s grace). Kata malaikat itu: "Jangan takut, hai Maria, sebab engkau beroleh kasih karunia di hadapan Allah.” (Lukas 1:30). Anda dan saya akan beroleh belas kasih karunia Tuhan, jika kita memiliki hubungan yang erat melalui firman-Nya.

3. Rencana Tuhan (God’s plan). “Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki dan hendaklah engkau menamai Dia Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Anak Allah Yang Mahatinggi. Dan Tuhan Allah akan mengaruniakan kepada-Nya takhta Daud, bapa leluhur-Nya, dan Ia akan menjadi raja atas kaum keturunan Yakub sampai selama-lamanya dan Kerajaan-Nya tidak akan berkesudahan." (Lukas 1:31-33). Memegang janji firman-Nya merupakan kunci utama untuk memasuki rencana Tuhan.

4. Kuasa Tuhan (God’s power). “Kata Maria kepada malaikat itu: "Bagaimana hal itu mungkin terjadi, karena aku belum bersuami? Jawab malaikat itu kepadanya: "Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah Yang Mahatinggi akan menaungi engkau; sebab itu anak yang akan kaulahirkan itu akan disebut kudus, Anak Allah.“ (Lukas 1:34-35). Kuasa Tuhan diberikan bagi Anda dan saya saat kita menjalani rencana dan kehendak-Nya. Pastikan bahwa Anda kini hidup dalam ketetapan dan rencana Allah.

Sumber: http://gkpb.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan menuliskan komentar Anda. Kami akan segera menanggapinya. Terimakasih, Tuhan memberkati.