Jakarta, 14 Mei, Disadur dari Compass Direct News — Gembala sidang Gereja Assemblies of God’s (AOG) (Gereja Sidang Jemaat Allah) di Teheran mengumumkan kepada jemaatnya pada Minggu, 6 Mei bahwa pihak berwajib tengah meminta daftar nama dan nomor identifikasi jemaat gereja, dan dapat dilihat bahwa resiko terbesar dalam upaya pengumpulan data ini adalah untuk mengkonversi jemaat untuk berpindah agama.
Pemimpin gereja meminta kesediaan para jemaat yang datang untuk menjadi nara sumber mereka. Gereja AOG ini mengadakan dua kali ibadah pada hari mingu, dan keduanya dilangsungkan dengan menggunakan Bahasa Farsi. Gereja ini adalah satu-satunya gereja yang mengadakan ibadah dalam Bahasa Farsi pada hari Minggu di Tehran.
“Pergerakan pemerintah ini pada dasarnya bertujuan agar jemaat di gereja tidak bertambah dan mengkondisikan kesulitan dan keresahan bagi mereka yang belum Kristen untuk datang ke gereja,” kata Monsour Borji, seorang Kristen dan seorang pejuang hak-hak inisiatif warga Iran kepada Compass. “Pada dasarnya ini hanyalah usaha untuk membatasi pergerakan gereja”. Perkembangan yang paling terakhir, menurut Borji, adalah bahwa sebagai anggota gereja AOG, mereka sedang mempertimbangkan untuk menyerahkan nama dan nomor identifikasi mereka, ada pula yang dihadapkan dengan dilema etis apakah mereka akan menyangkal Kristus dengan menolak untuk mengungkapkan identitas diri dengan cara ini. “Hal ini mengakibatkan dilema bagi para jemaat gereja yang tidak yakin dengan tindakan mereka, karena saya rasa dengan menyerahkan data mereka, sama saja berarti bunuh diri.”
Sumber: Opendoorsindonesia.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan menuliskan komentar Anda. Kami akan segera menanggapinya. Terimakasih, Tuhan memberkati.