googleb2757ebb443295f5 Kebenaran Kristiani: Penglihatan Sadhu Sundar Singh #7: Tujuan dan maksud ciptaan

Jumat, 20 April 2012

Penglihatan Sadhu Sundar Singh #7: Tujuan dan maksud ciptaan

Beberapa bulan yang lalu saya sedang berbaring seorang diri dalam kamar saya, menderita sakit bengkak pada mata saya. Sakitnya begitu parah, sehingga saya tidak dapat bekerja sama sekali. Karena itu, saya gunakan waktu itu untuk untuk berdoa dan berhubungan dengan roh. Pada suatu hari, selagi saya baru berdoa beberapa menit, tiba-tiba dunia roh terbuka bagi saya, dan saya dikelilingi oleh para malaikat. Segera saya lupa akan sakit saya,
karena semua perhatian saya pusatkan kepada mereka. Saya sebutkan saja beberapa pokok yang dibicarakan bersama.


NAMA DI SURGA.

Saya bertanya, "Dapatkah kamu katakan dengan nama apa kamu dikenal ?" Salah seorang malaikat menjawab, "Setiap kami diberi nama baru yang tidak diketahui oleh siapapun, kecuali Tuhan yang orang yang menerimanya (Wahyu 2 : 17). Kami semua telah melayani Tuhan di berbagai-bagai negeri dan dalam berbagai zaman, dan seorangpun tidak perlu mengetahui nama kami. Juga tidak perlu kami mengatakan nama lama kami di dunia. Mungkin hal itu menarik untuk diketahui, tetapi apakah gunanya ? Kami tidak ingin orang mengetahui nama kami, supaya jangan mengira, bahwa kami adalah orang-orang besar, lalu memberi hormat kepada kami, kecuali kepada Tuhan saja, yang begitu mengasihi kami, sehingga ia mengangkat kami dari kejatuhan dan membawa kami masuk ke dalam rumah
yang kekal, di mana kami akan menyanyikan puji-pujian dengan Persekutuan KasihNya dan inilah yang menjadi maksud Tuhan dalam menciptakan kami.


MELIHAT ALLAH

Saya bertanya lagi, "Apakah malaikat-malaikat dan orang-orang kudus yang hidup dalam tingkat tertinggi di surga selalu memandang wajah Allah ? Jikalau mereka melihatNya, dalam bentuk dan keadaan apakah Ia menampakkan Diri ? Salah seorang kudus menjawab, "Sama seperti samudera, penuh dengan air, demikianlah seluruh dunia dipenuhi oleh Allah dan setiap penduduk surga merasa keharidiranNya di mana-mana. Apabila seorang menyelam ke dalam air, diatas, di bawah dan di
sekelilingnya, tidak ada lain, kecuali air saja. Demikianlah kehadiran Allah dirasakan di surga. Sama seperti dalam air laut ada makhluk hidup yang tak terhitung banyaknya, demikian juga wujud Allah yang tak terbatas, anak-anakNya yang terbatas, dapat melihatNya dalam bentuk Kristus. Seperti kata Tuhan, "Siapa yang melihat Aku telah melihat BapaKu" (Yohanes 14 : 9). Dalam dunia roh, kemajuan seseorang menentukan kemampuannya untuk mengetahui dan merasakan Allah, dan Kristus juga menyatakan bentukNya yang mulia kepada setiap orang, sesuai dengan pengertian dan kemampuan rohaninya. Apabila Kristus harus menyatakan diri dalam bentuk mulia yang sama kepada
orang-orang yang diam di daerah gelap dan rendah dari dunia roh, seperti Ia tampakkan DiriNya kepada mereka pada tingkat yang tinggi di surga, maka mereka yang dari tingkat rendah tidak akan dapat tahan terhadapNya. Karena itu ia sesuaikan kemuliaanNya menurut kemajuan dan kemampuan masing-masing jiwa.

Kemudian, seorang kudus lain menambahkan, "Sebenarnya, kehadiran Allah dapat dirasakan dan dinikmati, tetapi tidak dapat diutarakan dengan kata-kata. Sama seperti manisnya permen, dinikmati dengan merasakan, yang tidak dapat diuraikan melalui lukisan grafik yang paling lengkap sekalipun. Demikianlah, setiap orang di surga mengalami sukacita akan kehadiran Allah, setiap orang dalam dunia roh tahu bahwa pengalamannya dengan Allah itu nyata, dengan uraian-uraian secara lisan.


JARAK DI SURGA

Saya bertanya, "Berapakah jarak jauh tempat macam-macam kediaman seorang demi seorang di surga ? Apabila seorang tidak boleh tinggal dalam tingkat lain, apakah ia diijinkan untuk mengunjungi mereka yang tinggal di tingkat lain ?" Lalu, salah seorang kudus menjawab, "Tempat kediaman setiap jiwa ditentukan oleh pertumbuhan rohaninya yang cocok baginya, tetapi untuk waktu yang singkat ia boleh mengunjungi tempat-tempat yang lain. Sewaktu mereka datang dari tingkat yang tinggi, ke tempat-tempat yang rendah, semacam tudung roh diberikan kepada mereka, supaya rupa mulia mereka tidak mengacaukan mereka yang ada di tingkat rendah dan lebih gelap. Demikianlah jikalau seorang dari tingkat rendah pergi ke tingkat yang lebih tinggi, ia juga diberi semacam
tudung roh supaya ia dapat tahan terhadap terang dan kemuliaan tempat itu. Di surga, jarak jauh tidak dapat dirasakan oleh siapapun, karena sesudah seorang mempunyai kerinduan untuk pergi ke tempat yang tertentu, tiba-tiba ia sudah berada di tempat itu. Jarak hanya dirasakan di bumi. Apabila seorang ingin bertemu dengan seorang kudus di tingkat lain, ia sendiri terangkat ke sana dalam sekejap mata, atau pada saat ia berpikir, segera orang kudus dari jauh itu sudah sampai di hadapannya.


POHON ARA YANG LAYU

Saya bertanya, "Semua diciptakan dengan tujuan dan maksud tertentu, tetapi kadang-kadang kelihatannya, seolah-olah tujuan itu tidak digenapi ; umpamanya, tujuan dan maksud pohon ara adalah tanpa buah, Ia mengutukinya. Dapatkah kamu menerangkan kepada saya, apakah tujuan pohon ara itu sudah digenapi atau belum ?"

Seorang kudus menjawab, "Tanpa ragu-ragu tujuannya memang telah digenapi dan lebih dari itu. Tuhan sumber Kehidupan, memberi hidup kepada setiap makhluk dengan tujuan tertentu. Tetapi kalau tujuan itu tidak terpenuhi, Ia berkuasa untuk mengambil kembali hidupnya, untuk memenuhi tujuan yang lebit tinggi. Beribu-ribu hamba Allah telah mengorbankan hidup mereka untuk mengajar dan mengangkat orang lain. Dengan hilangnya nyawa mereka, mereka telah menolong banyak orang, dengan demikian telah memenuhi tujuan dan maksud yang lebih tinggi. dari Allah. Apabila itu sesuai dengan hukum dan merupakan pelayanan yang paling mulia bagi manusia, yang bernilai lebih tinggi dari pohon ara serta ciptaan-ciptaan lain, untuk memberikan hidupnya bagi orang lain, maka bagaimanakah dapat dikatakan tidak adil, apabila sebatang pohon yang tidak berarti, menyerahkan hidupnya bagi pengajaran dan peringatan bagi suatu bangsa yang bengkok ? Maka melalui pohon ara ini, Kristus telah mengajar suatu ajaran yang besar kepada orang Yahudi dan pada seluruh dunia, dan siapa yang tidak berbuah dan gagal dalam maksud mereka sebagai ciptaan Tuhan, ia akan dikeringkan dan dibinasakan.

Fakta-fakta sejarah menyatakan, dengan sangat jelas, bahwa hidup bangsa Yahudi adalah fanatik dan picik pada saat itu, karena tidak berbuah, layu seperti pohon ara itu. Demikianlah hidup orang tak berbuah, walaupun di luar kelihatannya penuh dengan buah, itu hanya merupakan suatu penipuan belaka bagi orang lain, dan ia akan dikutuk serta dibinasakan. Apabila ada seorang yang berkeberatan karena pada waktu Tuhan mengutuk pohon itu bukanlah musim buah, maka tidaklah wajar untuk mencari buahnya pada pohon itu ; ia harus sadar, untuk perbuatan baik, tidak mengenal musim tertentu, karena semua waktu dan musim ditentukan sama harganya bagi perbuatan baik dan setiap orang harus membuat hidupnya berbuah ; dengan demikian ia memenuhi tujuan serta maksud Tuhan untuk yang mana Ia diciptakan.


APAKAH MANUSIA MEMPUNYAI KEMAUAN BEBAS ?

Saya bertanya lagi, "Apakah tidak lebih baik apabila Allah menciptakan manusia dan semua ciptaanNya secara sempurna ? Dengan demikian manusia tidak dapat berbuat dosa dan tidak akan ada kesusahan besar dan penderitaan di dunia. Tetapi, sekarang dalam suatu ciptaan yang takluk kepada kesia-siaan, kita harus mengalami segala macam penderitaan ?"

Seorang malaikat yang datang dari surga tingkat tertinggi dan menduduki jabatan yang tinggi juga, menjawab, "Allah tidak menciptakan manusia seperti mesin yang bekerja secara otomatis ; Ia juga tidak menentukan nasibnya seperti bintang-bintang dan planetplanet, supaya tidak keluar dari garis peredaran yang sudah ditentukan, tetapi ia menciptakan manusia menurut gambar dan bentuk rupaNya, sebagai seorang yang bebas kemauannya.penuh dengan pengertian, ketetapan dan kuasa, bebas untuk melakukan sesuatu. Karena itu ia paling tinggi dari dari pada segala makhluk-makhluknya yang diciptakan. Jikalau manusia tidak diciptakan sebagai seorang yang bebas kemauannya, ia tidak akan menikmati kehadiran Allah atau suka cita surga, karena ia hanya sebagai mesin yang bergerak tanpa pengetahuan atau perasaan, atau seperti bintang-bintang yang berayun tanpa sadar dalam ruang angkasa yang tak terbatas. Tetapi manusia, karena sifatnya sebagai orang bebas kemauannya, pribadinya bertentangan dengan kesempurnaan barang hati maka kesempurnaan yang demikian ini merupakan kesempurnaan yang tidak sempurna karena orang demikian itu sama seperti budak belaka, kesempurnaannya telah memaksanya untuk melakukan suatu perbuatan yang tertentu, dan dalam melakukannya, ia tidak akan mendapat kenikmatan, karena ia tidak dapat memilih kehendak dirinya sendiri. Baginya tidak ada perbedaan antara Allah dan batu."

Manusia, bersama segala ciptaan lainnya, telah takluk kepada kesia-siaan, tetapi tidak untuk
selama-lamanya. Karena tidak dengar-dengaran, manusia atau ciptaan-ciptaan yang lain, membawanya ke dalam segala sakit penyakit dan penderitaan kesia-siaan itu. Dalam pergumulan rohani sajalah, kuasa rohaninya dapat dikembangkan sepenuh. Ya, hanya dalam pergumulan inilah ia dapat belajar suatu pelajaran yang penting bagi kesempurnaannya. Karena itu pada waktu manusia akhirnya mencapai kesempurnaan surga, ia akan mengucap syukur kepada Allah untuk segala penderitaan dan pergumulannya dalam dunia dewasa ini, karena ia akan mengerti sepenuhnya, bahwa segala sesuatu turut bekerja sama untuk kebaikan bagi orang-orang yang mengasihi Allah. ( Roma 8 : 28 ).


PERNYATAAN KASIH ALLAH

Kemudian salah seorang kudus berkata, "Semua penduduk surga tahu bahwa Allah itu kasih, akan tetapi, hal itu disembunyikan sampai kepada kekal, karena KasihNya begitu heran, sehingga Ia mau menjadi manusia untuk menyelamatkan orang berdosa, dan demi kesucian mereka, Ia rela mati di kayu salib. Oleh karena itu, Ia menderita sedemikian rupa, agar Ia dapat menyelamatkan manusia, dan segala ciptaanNya, yang takut kepada kesia-siaan.

Demikianlah Allah, dalam penjelmaanNya menjadi manusia, telah menunjukkan hatiNya kepada anak-anakNya. Tetapi, jikalau cara yang lain dipakai, KasihNya tidak terbatas itu akan tetap tersembunyi untuk selama-lamanya. Kini, semua ciptaanNya, dengan penghargaan yang sungguh, menantikan kenyataan anak-anak Allah, di mana mereka akan dipulihkan semua dan dimuliakan. Tetapi sekarang, mereka dan semua ciptaan akan tetap mengeluh dan menderita, sampai ciptaan yang baru akan terjadi. Juga, mereka yang telah lahir baru merintih dalam diri mereka, menantikan penebusan tubuh mereka. Waktunya sudah hampir, di mana segala ciptaan, karena taat kepada Allah dalam segala perkara, akan dibebaskan dari kerusakan dan kesia-siaan untuk selama-lamanya. Kemudian akan tinggal kebahagiaan Allah yang kekal, memenuhi tujuanNya menciptakan manusia. maka Allah akan menjadi segala-galanya dalam segala sesuatu. ( Roma 8 : 18 - 23 ).

Malaikat-malaikat juga berbicara kepada saya tentang banyak hal lain. Tetapi, tidak mungkin untuk mencatat semuanya. karena di dunia ini tidak ada bahasa atau persamaan, dengan mana saya dapat mengutarakan arti kebenaran-kebenaran rohani yang begitu dalam, dan mereka juga tidak ingin supaya saya mencobanya ; karena seorang tanpa pengalaman rohani tidak akan dapat mengertinya, maka dalam perkara ini ada bahayanya. Sebaliknya dari pada menolong banyak orang, kebenaran-kebenaran tersebut akan menimbulkan salah paham dan kesalahan. Karena itu, saya hanya menulis dan membicarakan beberapa kejadian yang sederhana saja dengan harapan, bahwa dari kebenaran-kebenaran tersebut, banyak orang akan mendapat petunjuk dan peringatan, pelajaran sert penghiburan.

Juga, waktunya tidak akan lama lagi bagi pembaca-pembaca buku ini, untuk memasuki dunia roh dan akan melihat semuanya ini dengan mata kepala sendiri. Tetapi, sebelum kita meninggalkan dunia ini untuk selama-lamanya, untuk pergi ke rumah yang kekal, kita dengan pertolongan anugerah Allah dan doa dalam roh, akan melakukan dengan setia, tugas yang ditentukan bagi kita masing-masing. Dengan demikian, kita akan memenuhi tujuan dan maksud hidup kita, dan memasuki, tanpa penyesalan sedikitpun, ke dalam suka cita kerajaan Bapa yang baka di surga. A m i n.


Catatan Admin mengenai kesaksian penglihatan rohani Sadhu Sundar Singh:

Pada masa itu banyak orang menyebutnya sebagai Rasul-nya India, meskipun dia tidak pernah mengklaimnya demikian. Untuk menerbitkan buku pengalaman rohaninya ini, Sundar Sundar Singh harus cukup "dipaksa" oleh sahabat-sahabatnya. Ia khawatir ada orang-orang yang akan menyalahartikan kesaksiannya, sehingga saat harus menuliskan ke dalam buku kecilpun ia menuliskan hal-hal yang sederhana saja, yang mudah dimengerti. Dalam prakata pembukuannya-pun para sahabatnya memberikan sambutan dengan mendorong para pembaca untuk sungguh-sungguh menguji kesaksian Sundar berdasarkan terang kebenaran Firman Tuhan. Implikasinya jelas: tolak dan buang jika itu tidak sesuai dengan firman Tuhan, namun sebaliknya terimalah jika itu sesuai dengan firman Tuhan.

Mengamati kesaksian-kesaksian penglihatan alam roh yang ada di blantika kekristenan, dari sekian banyak kesaksian itu, sejauh ini Admin dengan sengaja hanya memuat kesaksian Sadhu Sundar Singh saja karena menurut Admin, kesaksian ini cukup pantas untuk dipertimbangkan dan dijadikan bahan referensi karena sangat bersesuaian dengan kebenaran Injil. Keberanian Sundar untuk menderita karena pemberitaan Injil pada saat ini tidak banyak yang mempunyainya - bandingkan dengan para pemberita Injil yang memanfaatkan Injil untuk kepentingan pribadi dan popularitas, hal itu sangatlah kontras. Kasih yang tulus, buah Roh dan buah jiwa-jiwa yang nyata ditunjukkannya di sepanjang pelayanannya. Kisah pertobatannya yang radikal, yang mirip-mirip kesaksian Rasul Paulus yang ditemui oleh Roh Yesus Kristus sendiri, membaharui hidupnya secara radikal dan memberinya keberanian untuk memberitakan Injil.

Pada usia ke 40 tahun beliau masuk ke pedalaman Tibet dan sampai sekarang tidak pernah kembali dan tidak ada kabar barang sedikitpun. Menurut Admin, ada kemungkinan Sundar meninggal secara martir (seperti Rasul Paulus). Hal ini berdasarkan kemauan/penyerahan dirinya kepada Allah yang nyata-nyata ditunjukkan melalui kesaksian-kesaksiannya di ambang kematian saat memberitakan Injil. Sempat ia di todong dan dirampok gerombolan orang yang membawa pedang dan ia hanya mencondongkan kepalanya, tanda ia siap untuk mati. Meskipun setelah itu ia tidak jadi dibunuh, entah kenapa para perampok itu batal membunuhnya, malahan salah satu diantaranya bertobat dan diinjili Sundar. Ini menceritakan bahwa Sundar sangat tidak menyayangkan nyawanya didalam pemberitaan Injil. Sehingga asumsi saya bahwa beliau meninggal secara martir tidaklah berlebihan, apalagi setelah melihat bahwa tidak ada keterangan apapun mengenai akhir hidup atau pelayanannya.

Untuk membaca selengkapnya penglihatan rohani Sadhu Sundar Singh di alam roh silahkan klik disini dan silakan diuji dengan firman Tuhan, berdasarkan: 1 Yohanes 4:1
Saudara-saudaraku yang kekasih, janganlah percaya akan setiap roh, tetapi ujilah roh-roh itu, apakah mereka berasal dari Allah; sebab banyak nabi-nabi palsu yang telah muncul dan pergi ke seluruh dunia.

Hanya ada dua alat uji yaitu: Firman Allah yang tertulis (Alkitab) dan kesaksian Roh Kudus di hati kita.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan menuliskan komentar Anda. Kami akan segera menanggapinya. Terimakasih, Tuhan memberkati.