Sangatlah bodoh jika kita memiliki pemikiran bahwa perbuatan baik kita pada suatu hari nanti akan cukup untuk membayar keburukan yang kita lakukan. Ada dua alasan mengapa kita mengatakan pemikiran itu bodoh.
Pertama, pemikiran itu sama sekali tidak benar. Semua perbuatan baik kita pun tidak sempurna karena kita tidak memuliakan Tuhan dalam cara kita melakukannya. Apakah kita melakukan kebaikan dalam ketergantungan dengan penuh sukacita pada Tuhan dengan tujuan menyatakan kemuliaanNya? Apakah kita telah memenuhi perintah untuk melayani "dengan kekuatan yang dianugerahkan Allah, supaya Allah dimuliakan didalam segala sesuatu karena Yesus Kristus" (1 Petrus 4:11)?
Apa yang harus kita lakukan untuk menjawab Firman Tuhan, "Segala sesuatu yang tidak berdasarkan iman, adalah dosa (Roma 14:23)? Menurut saya, kita seharusnya tidak berkata apa-apa. "Segala sesuatu yang tercantum dalam Kitab Taurat ditujukan kepada mereka yang hidup dibawah hukum Taurat, supaya tersumbat setiap mulut (Roma 3:19). Kita tidak akan berkata apapun. Merupakan kebodohan jika kita mengira bahwa kebaikan kita akan cukup untuk membayar kejahatan kita di hadapan Allah. Tanpa iman kepada Kristus, perbuatan kita hanyalah suatu pemberontakan.
Alasan kedua mengapa mengharapkan perbuatan baik untuk keselamatan kita merupakan kebodohan adalah karena ini bukan cara Tuhan dalam menyelamatkan. Jika kita diselamatkan dari akibat perbuatan jahat kita, itu pasti bukan dikarenakan perbuatan baik kita lebih banyak daripada perbuatan buruk kita. Tetapi dikarenakan "surat hutang [kita]" di Sorga telah dipakukan pada Salib Kristus. Tuhan tidak menyelamatkan orang berdosa dengan menimbang-nimbang perbuatan mereka. Tidak ada harapan bagi keselamatan di dalam perbuatan baik kita. Pengharapan hanya datang melalui penderitaan dan kematian Kristus.
Tidak ada keselamatan dengan cara menyeimbangkan perbuatan baik dengan perbuatan buruk. Keselamatan diberikan melalui penghapusan hutang. Catatan perbuatan jahat kita (termasuk perbuatan baik yang tidak sempurna yang kita lakukan), ditambah hukuman yang harus diterima, harus dihapus - bukan diseimbangkan. Inilah yang dikaruniakan Kristus melalui penderitaan dan kematianNya.
Penghapusan terjadi ketika semua perbuatan jahat kita "[di]pakukan" pada kayu Salib" (Kolose 2:14). Bagaimana bisa catatan semua hutang itu dipakukan di atas kayu Salib? Bukan kertas yang dipaku diatas kayu Salib, tetapi Kristus. Kristuslah yang menanggung semua akibat perbuatan buruk (dan baik) kita. Dia menanggung hukumannya. Dia menempatkan keselamatan saya pada landasan yang sama sekali berbeda. Dia menjadi satu-satunya harapan saya. Dan beriman kepada-Nya merupakan satu-satunya jalan saya kepada Allah.
Dikutip dari buku "The Passion of Jesus Christ" karangan John Piper.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan menuliskan komentar Anda. Kami akan segera menanggapinya. Terimakasih, Tuhan memberkati.