Secara tidak sadar banyak pengkotbah akhir-akhir ini membawa pola pikir jemaatnya untuk memberikan pesembahan kepada Tuhan supaya kita diberkati. Pengajaran di balik mimbar yang saat ini menggejala, dan cenderung menitik-beratkan pada berkat secara materi. Hal ini akan membawa jemaat pada pola pikir dan moral materialisme “berilah maka kau akan diberkati berlipat kali ganda” seperti ajakan salesman perusahaan dana investasi. Bahkan seperti menganggap Tuhan itu tidak beda dengan illah-illah lain yang memberikan rejeki. Ini bahkan memberhalakan Tuhan!
Saya mengharap saudara tidak terlampau cepat merasa aman dan bebas dari bahaya penyembahan berhala, hanya karena saudara tidak menyimpan satu patung pun dan menyembahnya. Tetapi ketika kita menganggap bahwa Allah hanya sebagai sumber berkat, kita memberhalakan Dia menjadi illah yang sama dengan kepercayaan lain, sama dengan patung-patung, sama dengan dewa ini dan dewi itu.
Kelihatannya benar walaupun mereka menggunakan banyak ayat-ayat yang mendukung yang diambil dari alkitab tentang pemberian persembahan supaya kita diberkati . Namun Allah adalah selalu menepati janjinya, tidak pernah ada janjinya yang tidak pernah ditepati :
Bilangan 23:19
“Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta bukan anak manusia, sehingga Ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?”
Raja Salomo mengatakan bahwa 1 Raja-raja 8:56
"Terpujilah TUHAN yang memberikan tempat perhentian kepada umat-Nya Israel tepat seperti yang difirmankan-Nya; dari segala yang baik, yang telah dijanjikan-Nya dengan perantaraan Musa, hamba-Nya, tidak ada satupun yang tidak dipenuhi.
Tuhan tidak akan berbohong, ini adalah satu-satunya hal yang Tuhan tidak bisa lakukan, karena berbohong bukanlah sifat Tuhan. Apa yang telah difirmankanNya tidak akan ada yang tidak digenapi!
Tetapi bagaimana dengan manusia? Ada banyak tendensius dari manusia untuk memanfaatkan (to abuse) sifat Firman yang kekal ini. Manusia memberikan persembahan kepada Tuhan karena punya maksud “tidak mau miskin dan ingin selalu diberkati dengan berkelimpahan” namun dalam mempersembahkannya tidak dilakukan dengan tulus dan kasih. Ini tentu menyakiti hati Tuhan, ayat-ayat Alkitab yang sering dimanfaatkan untuk meraup rejeki, contohnya adalah :
Maleakhi 3:10-12
3:10 Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan.
3:11 Aku akan menghardik bagimu belalang pelahap, supaya jangan dihabisinya hasil tanahmu dan supaya jangan pohon anggur di padang tidak berbuah bagimu, firman TUHAN semesta alam.
3:12 Maka segala bangsa akan menyebut kamu berbahagia, sebab kamu ini akan menjadi negeri kesukaan, firman TUHAN semesta alam.
Amsal 3:9-10
3:9 Muliakanlah TUHAN dengan hartamu dan dengan hasil pertama dari segala penghasilanmu,
3:10 maka lumbung-lumbungmu akan diisi penuh sampai melimpah-limpah, dan bejana pemerahanmu akan meluap dengan air buah anggurnya.
2 Korintus 9:6
Camkanlah ini: Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit juga, dan orang yang menabur banyak, akan menuai banyak juga.
Walaupun Tuhan berjanji demikian, namun janganlah kita memberikan persembahan kepada Tuhan atas dasar pamrih supaya diberkati lebih ; “kalau aku memberi perpuluhan maka Allah akan membuka tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadaku sampai berkelimpahan” Ini jelas perbuatan jahat dimata Tuhan.
Tidak salah apabila jemaat diajar “berilah maka engkau akan diberi”. Tidak salah mereka diajar dalam hal “perpuluhan yang mendatangkan berkat berlimpah” Tetapi hendaknya hal itu diimbangi dengan pengajaran pembentukan hati yang berkenan kepada Tuhan. Sehingga ketika mereka memberi, mereka memberi dengan hati yang mengasihi, bukan dengan tujuan untuk mendapat imbalan dari apa yang diberikannya. Penonjolan berkat jasmani dijadikan suatu bukti bahwa Allah mengasihi kita. Itu adalah penonjolan yang keliru. Maka secara tidak sengaja, jemaat digiring pada kehidupan yang materialisme. Jemaat yang kaya, merasa lebih diberkati dibandingkan jemaat yang miskin.
Saya percaya bahwa ada pahala/ reward untuk setiap ketaatan yang tulus dalam pemberian persembahan yang kita berikan kepada Tuhan, asalkan kita melakukan dan memberikan dengan motivasi yang benar. Berilah persembahan itu karena engkau benar-benar mengasihi Tuhan dengan tujuan untuk memuliakan Tuhan semata. Sedangkan ketaatan dengan motivasi adalah sebuah egoisme ; mau memberi persembahan karena yakin betul Allah akan memberkati dengan berlipat kali ganda. Berikan persembahan itu karena engkau mengasihi Tuhan, titik!
Yohanes 14:15
14:15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
1 Korintus 10:31
Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.
Marilah kita pelajari kisah Ananias dan Safira :
Kisah Para Rasul 5 : 1-11
5:1 Ada seorang lain yang bernama Ananias. Ia beserta isterinya Safira menjual sebidang tanah.
5:2 Dengan setahu isterinya ia menahan sebagian dari hasil penjualan itu dan sebagian lain dibawa dan diletakkannya di depan kaki rasul-rasul.
5:3 Tetapi Petrus berkata: "Ananias, mengapa hatimu dikuasai Iblis, sehingga engkau mendustai Roh Kudus dan menahan sebagian dari hasil penjualan tanah itu?
5:4 Selama tanah itu tidak dijual, bukankah itu tetap kepunyaanmu, dan setelah dijual, bukankah hasilnya itu tetap dalam kuasamu? Mengapa engkau merencanakan perbuatan itu dalam hatimu? Engkau bukan mendustai manusia, tetapi mendustai Allah."
5:5 Ketika mendengar perkataan itu rebahlah Ananias dan putuslah nyawanya. Maka sangatlah ketakutan semua orang yang mendengar hal itu.
5:6 Lalu datanglah beberapa orang muda; mereka mengapani mayat itu, mengusungnya ke luar dan pergi menguburnya.
5:7 Kira-kira tiga jam kemudian masuklah isteri Ananias, tetapi ia tidak tahu apa yang telah terjadi.
5:8 Kata Petrus kepadanya: "Katakanlah kepadaku, dengan harga sekiankah tanah itu kamu jual?" Jawab perempuan itu: "Betul sekian."
5:9 Kata Petrus: "Mengapa kamu berdua bersepakat untuk mencobai Roh Tuhan? Lihatlah, orang-orang yang baru mengubur suamimu berdiri di depan pintu dan mereka akan mengusung engkau juga ke luar."
5:10 Lalu rebahlah perempuan itu seketika itu juga di depan kaki Petrus dan putuslah nyawanya. Ketika orang-orang muda itu masuk, mereka mendapati dia sudah mati, lalu mereka mengusungnya ke luar dan menguburnya di samping suaminya.
5:11 Maka sangat ketakutanlah seluruh jemaat dan semua orang yang mendengar hal itu.
Apa yang menyebabkan mereka mati? Mereka memberi persembahan dengan pamrih. Untuk dipuji manusia bahwa mereka sungguh mengasihi Tuhan. Seolah-olah mereka telah mempersembahkan seluruh hasil penjualan tanah untuk pekerjaan Tuhan. Seolah-olah mereka yang paling mengasihi Tuhan. Tuhan tidak mempersoalkan berapa besar jumlah persembahannya, tetapi memperhatikan maksud persembahan itu. Apakah persembahan itu diberi dengan hati yang tulus atau bukan. Maka berhati-hatilah dalam memberikan peresembahan, lakukan semua dengan kerelaan hati dan dengan kemampuan yang kita punya.
Sumber: Sarapanpagi.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan menuliskan komentar Anda. Kami akan segera menanggapinya. Terimakasih, Tuhan memberkati.